Sukses

BNPB: Dua Orang Meninggal Akibat Gempa Maluku Utara

Gempa juga mengakibatkan sejumlah warga terpaksa mengungsi. Lebih dari 2.000 orang mengungsi di 14 titik pengungsian.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, ada dua orang yang meninggal dunia akibat gempa di Maluku Utara pada Minggu, 14 Juli 2019.

Pelaksana Harian Kepala Pusat Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengatakan, mereka adalah Aisyah dan Halimah yang masing-masing berasal dari Desa Gene Luar dan Desa Papaceda, Kecamatan Gene Barat, Kabupaten Halmahera Selatan.

"Korban jiwa 2 orang, yakni Ibu Aisyah 51 tahun (berasal dari) Desa Gane Luar dan Halimah (dari) Desa Papaceda, Kecamatan Gane Barat," kata Agus di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (15/7/2019).

Selain dampak hilangnya dua orang nyawa, dampak lain dari gempa berkekuatan 7,2 magnitudo itu adalah rusaknya beberapa bangunan warga. Sebanyak 58 unit rumah warga dinyatakan rusak.

Masing-masing di Desa Ranga-ranga, Kecamatan Gane Timur Selatan, Halmahera Selatan sebanyak 20 unit, Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, Halmahera Selatan sebanyak 28 unit, Desa Dolik, Kecamatan Gane Barat Utara, Halmahera Selatan sejumlah 6 unit, serta Desa Kluting Jaya, Kecamatan Weda Selatan, Halmahera Tengah sebanyak 5 unit.

"Dua unit jembatan rusak di Desa Saketa," ungkap Agus.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Mengungsi

Agus melanjutkan, gempa juga mengakibatkan sejumlah warga terpaksa mengungsi. Lebih dari 2.000 orang mengungsi di 14 titik pengungsian.

Dengan rincian, di Kantor Polsek Saketa sebanyak 89 orang, Kantor PDAM Saketa sebanyak 65 orang, Aula kantor Bupati Halmahera Selatan sebanyak 300 orang, Polres Halmahera Selatan sebanyak 170 orang, Masjid Raya Halmahera Selatan sebanyak 500 orang, Kantor Dinas Sosial Halmahera Selatan sebanyak 70 orang, Kodim 1509 sebanyak 45 orang, dan Rumah Dinas Ketua DPRD sebanyak 100 orang.

Kemudian di rumah Dinas Waka II DPRD sebanyak 50 orang, Rumah Dinas Bupati Halmahera Selatan seban6 70 orang, Gedung SMAN 5 Halmahera Selatan sebanyak 84 orang, Kantor Pemda Halmahera Tengah & Kantor DPRD Halmahera Tengah sebanyak 25 KK, Bukit Goeng/Cafe Goeng sebanyak 15 KK, serta Kecamatan Bacan Selatan sebanyak 1000 jiwa.

"(Ada) Pengungsi mandiri di Desa Hidayat, Desa Makean, dan Desa Tomori," tutur Agus.

Sebelumnya, Gempa magnitudo 7,2 mengguncang wilayah Maluku Utara dan berpusat di 62 km Timur Laut Kota Labuha. Gempa terasa hingga di pusat Kota Ternate. Warga yang berada di dalam pusat perbelanjaan berlarian menyelamatkan diri dari gempa tersebut.

Pengataman Liputan6.com, Minggu (14/7/2019), sebagian besar warga di pesisir pusat kota berjuluk Bahari Berkesan itu panik dan menyelamatkan diri ke dataran tinggi usai diguncang gempa.

Nuryati Ahmad, salah satu warga Ternate, mengatakan dirinya mencari tempat aman di dataran ketinggian karena ada informasi adanya air laut di pesisir pantai yang surut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.