Sukses

Ratusan Pelajar Meriahkan Festival Hadrah Banyuwangi

Ratusan pelajar dan santri dari 20 kota meriahkan Festival Hadrah Banyuwangi.

Liputan6.com, Jakarta Ratusan pelajar dari 20 kota di Nusantara ikut memeriahkan Festival Hadrah Pelajar Nasional di Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 89 grup pelajar dari 20 daerah di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), menampilkan pertunjukan seni Islami masing-masing di festival yang berlangsung di Taman Blambangan selama Jumat - Sabtu (17 -18 Mei 2019) ini.

Festival Hadrah Pelajar Nasional dibuka dengan tarian kuntulan rodat ya jamaliha dengan iringan musik rebana nan rancak. Kemudian, dilanjutkan dengan pemukulan rebana secara serentak oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko dan Forpimda.

Anas mengatakan, festival tersebut menjadi panggung bagi anak-anak pecinta kesenian Islami untuk mengekspresikan karyanya. Kesenian hadrah ini banyak tumbuh di Banyuwangi seiring dengan banyaknya santri yang ada di Banyuwangi.

"Festival ini akan menjadi media untuk merajut silahturahmi dan konsolidasi antar pelajar dan santri dari seluruh nusantara. Sekaligus, lewat festival hadrah dan sholawat ini kami ingin mengirim pesan tentang budaya Islam di Indonesia yang santun, toleran, inklusif, dan yang tentunya cinta damai," ujarnya, seperti dikutip dari merdeka.com (17/5/2019).

Tak hanya itu, lanjut Anas, Festival Hadrah Pelajar Nasional juga menjadi ajang memperkenalkan berbagai variasi bacaan sholawat yang biasa ditemui di pesisir Jawa, Bali, dan daerah lain.

"Nah varian-varian sholawat itu akan ditampilkan oleh peserta lomba di sini, sehingga akan memperkaya pengetahuan para pelajar dan santri," ucapnya.

 

Festival semakin meriah dengan tampilnya 13 mahasiswa dari 12 negara peserta program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI). Mereka tampil memukau saat membawakan tari Kuntulan dan menyanyikan lagu Islami Ramadhan Tiba.

Salah satu mahasiswa, Irati Gutierrez Ugarte asal Bilbao, Spanyol, mengaku sangat antusias saat diajak berlatih tari Kuntulan yang biasa diiringi musik hadrah.

"Susah latihannya, tapi menarik. Bagaimana saya harus menari dengan pakaian yang serba tertutup semacam ini. Beda sekali dengan tarian di Spanyol," kata dia.

Ugarte merasa senang dapat mempelajari tari dan budaya Banyuwangi. Menurutnya, budaya Banyuwangi adalah perpaduan antara budaya Jawa dan Bali.

"Sebelum ke mari saya belajar tentang budaya Banyuwangi dan ternyata di sini adalah perpaduan dua budaya. Ini sangat menarik dan lebih menariknya, di Banyuwangi kultur Islam juga menonjol. Di Spanyol penganut Islam juga banyak. Dari dulu saya sudah mulai tertarik dengan budayanya. Untuk itu, selama di Banyuwangi dengan mayoritas warganya yang Muslim, akan saya gunakan memperkaya wawasan tentang Islam itu sendiri," ujarnya.

Sebagai informasi, belasan mahasiswa mancanegara tersebut merupakan peserta program BSBI dari Kementerian Luar Negeri RI, yang menjaring mahasiswa berpotensi dari seluruh dunia untuk diberi kesempatan mempelajari budaya Indonesia. Mereka akan tinggal selama tiga bulan untuk belajar seni budaya Banyuwangi.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini