Sukses

3 Dampak Usai Ledakan Bom di Sibolga

Belakangan terungkap bahwa terduga teroris Sibolga ini merupakan pelaku jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang berafiliasi dengan ISIS.

Liputan6.com, Jakarta - Husain alias Abu Hamzah, terduga teroris asal Sibolga, Sumatera Utara, ditangkap Tim Densus 88 Antiteror. Dia ditangkap saat tengah berada di pekarangan rumahnya, Selasa, 13 Maret kemarin sekitar pukul 14.23 WIB.

Selang beberapa menit kemudian, bom meledak saat Densus 88 hendak menggeledah rumah pelaku di Gang Sekuntum, Jalan Cenderawasih, Kota Sibolga. Akibat insiden tersebut, seorang petugas terluka.

Penangkapan sang suami, tak membuat istrinya--yang dipanggil Uma Abu--merasa gentar. Dia melakukan perlawanan, meski sudah terkepung.

Proses negosiasi yang dilakukan Tim Densus hingga Selasa dini hari tak membuahkan hasil. Sampai akhirnya istri Abu Hamzah ini memilih untuk meledakkan diri bersama anak-anaknya yang masih di bawah umur.

"Iya, meledakkan diri, diduga dari istri terduga pelaku," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019.

istri Abu Hamzah meledakkan diri Rabu dini hari kemarin, sekitar pukul 02.00 WIB.

Belakangan terungkap bahwa terduga teroris Sibolga ini merupakan pelaku jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.

Berikut tiga fakta kondisi terkini pascaledakan bom di Sibolga:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Kondisi Anggota Polisi dan Warga Terkena Bom

Bom rakitan yang meledak di rumah Abu Hamzah sesaat dia ditangkap membuat warga sekitar lari berhamburan. Insiden tersebut bahkan melukai seorang anggota polisi dan warga setempat.

"(Petugas) luka di bagian mata dan tangan. Saat ini proses perawatan RS di daerah Sibolga. Masyarakatnya juga kena luka di bagian wajah dan tangan, satu orang," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Seorang wartawan pria sebuah televisi swasta nasional juga dikabarkan terluka akibat ledakan bom tersebut. Lantaran berada 200 meter dari titik ledakan.

Sementara, tubuh istri dan anak Husain terkoyak menjadi beberapa bagian. Dari hasil identifikasi, polisi telah menemukan bagian tubuh seorang wanita berusia sekitar 30 tahun lebih dan seorang balita berusia sekitar 2 tahun di TKP.

3 dari 4 halaman

2. Puluhan Warga Mengungsi

Dampak yang ditimbulkan dari ledakan yang berasal dari bom rakitan cukup besar, karena membuat atap dan dinding puluhan rumah warga mengalami kerusakan yang cukup parah. Tanpa berpikir panjang, puluhan warga yang selama ini hidup berdampingan dengan Abu Hamzah memilih mengungsi.

"Di atas 20 KK yang terdampak kalau dilihat dari radiusnya. Mereka diungsikan di kerabat terdekatnya karena ini menyangkut kesalamatan warga, maka diimbau tidak mendekati TKP," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo . 

Hal ini sejalan dengan permintaan polisi yang tidak mengizinkan warga mendekat dan kembali ke rumahnya hingga dinyatakan lokasi tersebut bersih. Karena diduga masih terdapat bom rakitan dan bahan peledak yang belum dijinakkan dan dimusnahkan petugas di rumah terduga teroris itu.

Sesaat setelah kejadian, warga pun dilarang mendekati lokasi TKP dalam radius 100 meter karena ada kekhawatiran bom akan meledak lagi. 

"Untuk warga sekitar 100 meter dari TKP sudah disterilisasi, tidak boleh mendekat ke TKP. Karena dampak dari ledakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh istri terduga teroris tersebut cukup luas," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/3/2019).

4 dari 4 halaman

3. Langkah Mitigasi dan Cegah Terorisme

Sementara itu, dari keterangan Abu Hamzah kepada polisi, sang istri merupakan penganut keras ajaran ISIS.

"Memang, dari keterangan suami seperti itu. Istrinya itu lebih keras pahamnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Kota Medan, Rabu (13/3/2019).

Mereka yang menganut paham radikal tak akan melihat waktu dan tempat untuk melancarkan aksi terornya. 

Dedi menyebut, pihaknya akan bekerja keras dalam menangani masalah terorisme di Indonesia. Apalagi saat ini pihak Kepolisian sudah memiliki Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penanganan Terorisme.

"Kita, kepolisian melakukan tindakan preventif straight. Kami melakukan langkah-langkah mitigasi secara maksimal secara proaktif untuk mencegah aksi terorisme," sebutnya.

Istri dari Abu Hamzah memutuskan bunuh diri dengan cara meledakkan diri dengan bom rakitan jenis lontong. Dia meledakkan diri bersama anaknya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.