Sukses

6 Fakta Bendera Demokrat Dirusak di Pekanbaru

Polisi berhasil menangkap salah seorang pelaku perusakan baliho ucapan selamat datang kepada Presiden ke-6 RI SBY dan bendera Partai Demokrat di Kota Pekanbaru, Riau.

Liputan6.com, Pekanbaru - Ribuan bendera Partai Demokrat yang terpasang di sepanjang ruas jalan di Pekanbaru, Riau dirusak dengan dirobek serta diturunkan, pada Sabtu, 15 Desember 2018 dinihari.

Tak tanggung-tanggung, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY pun turun langsung melihat tepat pengrusakan dan perobekan atribut partai yang dipimpinnya tersebut.

Hal ini juga seperti disampaikan Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari.

"Setelah melihat kondisi bendera dan baliho, Ketum perintahkan Sekjen dan Ketua DPD agar menurunkan seluruh atribut dengan situasi seperti ini," ujar Imelda dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu, 15 Desember 2018.

Polisi pun bergerak cepat. Polisi berhasil menangkap salah seorang pelaku perusakan baliho ucapan selamat datang kepada Presiden ke-6 RI SBY dan bendera Partai Demokrat di sepanjang Jalan Sudirman Kota Pekanbaru, Riau.

Berikut 6 fakta pengrusakan dan perobekan bendera Partai Demokrat yang dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. SBY Turun Langsung

Dalam video yang diterima Liputan6.com, terlihat SBY yang ditemani sejumlah elite partainya melakukan peninjauan di sepanjang ruas jalan di Pekanbaru, lokasi perusakan atribut partai itu. SBY mengelus-elus dadanya melihat atribut Partai Demokrat dalam keadaan rusak.

"Ini menyayat hati," kata SBY.

Dia mempertanyakan apakah perusakan ini dilakukan oleh pihak-pihak tertentu atau memang masyarakat Riau saat ini sudah berubah.

"Saya, kami, sangat hormat kepada Saudara kami masyarakat Riau, sangat sayang, taat beragama, jadi seperti ini. Apakah Saudara kami berubah atau ulah mereka mereka," kata SBY.

 

3 dari 7 halaman

2. Minta Bendera Langsung Diturunkan

Demokrat sudah melaporkan pengerusakan atribut itu kepada Polresta Pekanbaru. Kini, SBY mengaku hanya bisa pasrah dan mengadu kepada Allah atas apa yang terjadi.

"Saya ini bukan capres. Saya tidak kompetisi dengan Bapak Presiden Jokowi. Saya sebagai pemimpin Partai Demokrat berikhtiar dengan cara yang baik dan amanah sesuai yang diatur konstitusi dan UU. Tapi ternyata ini yang kami dapatkan," kata SBY.

SBY pun memerintahkan Sekjen Partai Demokrat serta pengurus Partai Demokrat di Riau dan Pekanbaru untuk menurunkan semua atribut yang masih tersisa.

"Lebih baik kita mengalah dan diturunkan daripada bendera kita, baliho yang tidak bersalah, dirobek," ujar SBY.

 

4 dari 7 halaman

3. Terduga Pelaku Ditangkap

Polisi menangkap salah seorang pelaku perusakan baliho ucapan selamat datang kepada SBY dan bendera Partai Demokrat di sepanjang Jalan Sudirman Kota Pekanbaru, Riau.

"Telah diamankan seorang laki-laki diduga melakukan tindak pidana perusakan baliho dan bendera Partai Demokrat," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi Liputan6.com, Sabtu, 15 Desember 2018.

Pelaku diamankan sekitar pukul 01.45 WIB tadi. Terduga pelaku diketahui bernama Heryd Swanto (22), warga Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Ia ditangkap warga saat beraksi.

Saat itu, saksi berinisial DZ (36) sedang berjalan menggunakan sepeda motor di Jalan Sudirman mengarah ke bandara.

Saat melintas di sekitar SPBU Sudirman, saksi melihat seorang pria memanjat baliho Demokrat dan merobeknya menggunakan pisau cutter.

"Saksi langsung berteriak ke arah diduga pelaku, kemudian pelaku melompat dan kabur dan sempat terjatuh," ujar Dedi.

Saksi berusaha mengejar pelaku dan berhasil menangkapnya. Saksi kemudian membawa pria tersebut ke Hotel Pangeran untuk diserahkan ke Sekjen DPD Partai Demokrat Riau Edi A Muhammad Yatim.

Saat ini pelaku tengah diperiksa oleh penyidik Polresta Pekanbaru berdasarkan laporan Sekjen DPD Partai Demokrat Riau Edi A Muhammad Yatim Nomor LP/1110/XII/2018/SPKT Unit I Polresta PKU.

Terkait penyelidikan ini, polisi juga telah menyita sejumlah barang bukti berupa pisau pemotong, potongan atau sobekan baliho, serta empat bilah bambu dan kayu tiang bendera.

 

5 dari 7 halaman

4. Masih Penyelidikan

Kepolisian belum bisa mengungkap motif pelaku perusakan sejumlah baliho penyambutan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan bendera partainya di Pekanbaru, Riau. Polisi masih memeriksa intensif terduga pelaku.

"Masih pemeriksaan, belum selesai," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Riau Kombes Sunarto mengatakan, penyidik masih mendalami motif pelaku merusak atribut Demokrat tersebut. Penyidik juga mendalami kemungkinan adanya aktor intelektual di balik kejadian tersebut.

"Masih didalami oleh penyidik, masih dalam pemeriksaan," ucap Sunarto.

Polisi pun belum mengidentifikasi keterlibatan orang lain dalam aksi perusakan atribut Partai Demokrat tersebut. Meski begitu, polisi tetap menyelidiki kemungkinan perusakan tersebut dilakukan lebih dari satu orang.

"Sementara masih satu orang yang diamankan," ujar Sunarto.

 

6 dari 7 halaman

5. Beredar Hoaks

Usai penangkapan pria berusia 22 tahun itu, beredar pesan berantai di WhatsApp, perusakan atribut Demokrat yang terjadi pada Sabtu dini hari di sejumlah titik di Kota Pekanbaru dilakukan 35 orang. Puluhan orang yang disebut dibayar itu lalu dibagi lima kelompok.

Terkait ini, Sunarto menyatakan baru satu orang diamankan. Polisi akan menggali kemungkinan pelaku lain dari HS.

"Masih dilakukan pemeriksaan oleh penyidik," kata Kabid Humas Polda Riau tersebut.

 

7 dari 7 halaman

6. Pelaku 35 Orang

Melalui akun Twitter-nya, Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief, menyebut terdapat 35 orang yang diduga merusak atribut Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau.

"Keterangan pelaku perusakan yang ditangkap DPC Demokrat malam tadi menyebut dia disuruh Pengurus PDIP. Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja. Selama ini hubungan kami baik. Tugas polisi menyimpulkannya. Tidak ada alasan, pelakunya ada. Beda dengan kasus lain," cuit Andi dalam Twitter-nya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.