Sukses

Peti Mati Pramugari Lion Air Buat Ibunda Menangis Histeris

Kedatangan jenazah Mery Yulyanda, pramugari yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP, disambut tangis histeris ibunda, Aida Tobing, di rumah duka di Cisoka, Kabupaten Tangerang.

Liputan6.com, Tangerang Kedatangan jasad Mery Yulyanda, pramugari yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP, disambut tangis histeris ibunda, Aida Tobing, di rumah duka di Cisoka, Kabupaten Tangerang, Kamis (8/11/2018) malam. 

"Ya Allah anakku, nak. Astagfirullah, Ya Allah nak," ucap Aida berkali-kali dengan lirih sembari terus mengusap-usap peti jenazah anak semata wayangnya itu.

Keluarga lainnya mencoba untuk menguatkan Aida. Dia terlihat masih sangat terpukul mengetahui anak yang baru saja membelikannya rumah, itu telah tiada. 

Menurut sang kakek, Darman, pada Senin 29 Oktober 2018, orangtua almarhumah tengah mengurus surat-surat pembelian rumah. "Tahu-tahu dapat telepon dari Lion Air kalau pesawat yang ditumpangi anaknya jatuh," ujar Darman.

Mendapat kabar itu, Aida langsung jatuh lemas nyaris pingsan. Dia langsung menangis sejadi-jadinya mendapati kabar tersebut.

Terlebih, Mery adalah tulang punggung keluarga. "Iya, dia yang biayai semua keperluan dan kebutuhan keluarganya, makanya anaknya kerja keras banget," kata Darman.

Ini adalah tahun keempat bagi Mery mengabdi kepada maskapai singa merah itu. "Baru diperpanjang kemarin, jadi total 4 tahun 20 hari cucu saya bekerja," kata Darman.

Keluarga pun akhirnya mendapat kabar jasad Merry teridentifikasi setelah dua minggu lebih pascakejadiaan naas tersebut. Meski berat, keluarga besar almarhumah mencoba mengikhlaskan kepergian anak gadis semata wayangnya itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada Penipuan

Pihak Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, menerima aduan keluarga korban pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Karawang terkait telepon diduga bermodus penipuan. Penelepon tersebut mengaku sebagai tim dari rumah sakit.

Kepala RS Polri Brigjen Pol Musyafak membenarkan adanya peristiwa tersebut.

"Ada. Jadi ada informasi dari pihak keluarga ditelepon-telepon. Untuk dimintai duit atau tidak kami belum paham. Yang pasti agak terganggu," tutur Musyafak di RS Bhayangkara Polri, Kramat jati, Jakarta Timur, Kamis 8 November 2018.

Menurut Musyafak, Tim DVI antemortem memang akan menelepon keluarga beberapa kali. Hal itu untuk memastikan sejumlah data terkait korban.

"Tidak masalah biaya. Untuk biaya semua dari Polri," jelas dia.

RS Polri pun meminta keluarga korban pesawat Lion Air berhati-hati. Ada sejumlah nomor resmi yang digunakan untuk pelayanan para keluarga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.