Sukses

5 Fakta Mengejutkan Usai Peluru Nyasar di Gedung DPR

Polisi telah berhasil menangkap pelaku penembakan ke Gedung DPR. Mereka adalah IAW dan RMY warga Duren Sawit, Jakarta Timur. Sehari-hari keduanya berprofesi sebagai PNS.

Liputan6.com, Jakarta - Pascapenembakan dua ruang kerja anggota DPR dari fraksi Gerindra dan Golkar, Senin siang, 15 Oktober 2018, sejumlah usulan kini mencuat kepermukaan. Dari memasang kaca antipeluru hingga memindahkan Lapangan Tembak Senayan yang lokasinya berdekatan dengan Gedung DPR.

Namun, usulan tersebut dianggap Wakil Presiden Jusuf Kalla terlalu berlebihan. 

Sebelumnya, anggota Fraksi Gerindra Brigjen Pol Purnawirawan Wenny Warouw yang ruang kerjanya menjadi sasaran begitu yakin aksi tersebut sengaja dilakukan seorang profesional atau sniper.

"Kalau sniper pasti kena ke orangnya," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

Dia bahkan menyebut peluru yang bersarang di ruang kerjanya bukan berasal dari Lapangan Tembak Senayan.

Belakangan semua ditepis oleh polisi. Mereka memastikan penembakan ke Gedung DPR diakibatkan peluru nyasar yang berasal dari Lapangan Tembak Senayan.

"Yang kita temukan ada yang latihan di sekitar situ, yang latihan hanya Perbakin, yang lain nggak ada," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/10/2018). 

Lantas siapa pelaku penembakan tersebut? Berikut sejumlah fakta terkini kasus peluru nyasar di Gedung DPR: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Pelakunya PNS

Tak perlu waktu lama bagi polisi untuk menyelidiki kasus penembakan di gedung yang dihuni para anggota dewan yang terhormat. Dua pelaku berhasil ditangkap dan kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka adalah IAW dan RMY warga Duren Sawit, Jakarta Timur. Sehari-hari keduanya berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dari keduanya, polisi berhasil menyita beberapa barang bukti yang dipakai pelaku di TKP. Satu pucuk senjata api jenis glock, satu pucuk senjata api merek AkAI Custom beserta beberapa kotak peluru.

"Kita amankan satu pucuk senjata api jenis Glock 17, 9 x 19, buatan Austria warna hitam cokelat, tiga buah magazine berikut kotak peluru ukuran 9 x 19. Kita juga amankan satu pucuk senjata api merek AKAI Custom buatan Austria, kaliber 40 warna hitam, dua buah magazine berikut kotak peluru ukuran 40," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/10/2018).

Dan menurut polisi, keduannya memilih tidak akan menggunakan penasihat hukum dan akan menghadapi kasusnya sendiri.  

3 dari 6 halaman

2. Belum Jadi Anggota Perbakin

Sebelumnya tersiar kabar, keduanya merupakan anggota Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) yang tengah mengikuti ujian menembak. 

Namun, belakangan semua itu dibantah oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afint dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.

"I (IAW) dan R (RMY) belum jadi anggota Perbakin," ujar Nico.

Mereka merupakan pegawai negeri sipil di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang sedang melakukan latihan menembak. Saat itu keduanya menggunakan senjata api Jenis Glock 17 dan AKAI costum.

Namun, dua peluru yang menyasar ruangan anggota DPR dilakukan oleh IAW yang menggunakan alat bantu tambahan bernama switch costum.

Dari hasil uji balistik pada dua proyektil, anak peluru itu identik dengan senjata Glock 17 yang dipakai.

4 dari 6 halaman

3. Bukan 2, tapi 4 Peluru Nyasar Bersarang

Pascapenembakan di Gedung DPR, Senin siang, 15 Oktober kemarin, secara mengejutkan ditemukan dua bekas tembakan peluru di ruang kerja anggota dewan dari Fraksi PAN dan Demokrat. Total ada 4 peluru nyasar yang kini bersarang di Gedung Nusantara I.

Penemuan tersebut baru diketahui saat olah TKP dilakukan, Rabu, 16 Oktober, pukul 10.30 WIB.

Bekas peluru masing-masing berada di ruang 2003 milik anggota Fraksi PAN Totok Daryanto dan ruang 1008 milik Vivi Jayabaya dari Fraksi Demokrat.

Ruang Totok terkena proyektil di bagian kaca. Sedangkan ruangan Vivi di bagian tembok ruangan kerja.

"Ditemukan peluru nyasar di kaca, kalau tadi bukan tembok ya di dinding. Kalau dinding itu bahannya dari partisi. Jadi memang kalau ada peluru nyasar kita ginikan, bukan tembok dari beton tapi dari partisi di ruang 1008, ruang Ibu Vivi," ujar Kepala Kepolisian Reserse (Kapolres) Jakarta Pusat Roma Hutajulu. 

5 dari 6 halaman

4. Usul Kaca Antipeluru

Pascakejadian, Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyerukan memasang kaca antipeluru di Gedung DPR. 

Bamsoet mengaku pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kepala Rumah Tangga DPR agar memasang kaca antipeluru dan kaca film pada sisi Gedung DPR yang mengarah ke Lapangan Tembak Perbakin.

Menanggapi usualan tersebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono belum mau banyak berkomentar. Menurutnya, keamanan Gedung DPR sepenuhnya berada di tangan Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN).

"Kaca antipeluru menurut saya pertimbangan sekuriti. Jadi mungkin dari polisi, dari BIN, bukan PUPR," ucap Basuki.

Namun, jika Kementerian PUPR diminta oleh kedua institusi tersebut, maka pihaknya akan menjalankan.

6 dari 6 halaman

5. Lapangan Tembak Senayan Dipindah?

Usulan kedua yang tak kalah mencengangkan datang dari Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani.

Pascainsiden peluru nyasar di dua ruang anggota DPR, Bambang Heri Purnama dan Wenny Warouw, dia meminta asosiasi penembak profesional Perbakin memindahkan Lapangan Tembak Senayan yang berada di dekat Gedung DPR.

Muzani menilai, lokasi saat ini membuat para anggota dewan merasa seperti diteror dan sudah beberapa kali kejadian serupa terjadi.

"Jadi anggota DPR dalam menjalankan tugas dan fungsinya terteror terintimidasi oleh lapangan tembak. Bisa saja kemudian teror dilakukan atas nama latihan tembak," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.