Sukses

Cerita Tetangga di Balik Sosok Keluarga Pemilik Pabrik Ekstasi di Cibinong

Sejak tinggal bertetangga dengan AP, dia tidak pernah merasa curiga jika mereka anggota sindikat narkoba jenis baru.

Liputan6.com, Jakarta - Warga Perumahan Sentra Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, tak menyangka, mereka tinggal bertetangga dengan orang yang rumahnya dijadikan pabrik narkoba.

"Saya enggak nyangka kalau ternyata rumah itu jadi pabrik ekstasi," kata Lisa Pona (36), tetangga AP yang menjadi pemilik pabrik pil ekstasi, Senin 24 September 2018.

Sejak tinggal bertetangga dengan AP, dia tidak pernah merasa curiga jika mereka anggota sindikat narkoba jenis baru.

Sebab, selama ini penghuni rumah sangat jarang berkomunikasi dengan para tetangga. Dia mengaku tidak mengetahui lebih dalam aktivitas mereka di dalam rumah berwarna krem itu.

Setiap diundang warga perumahan untuk arisan maupun kegiatan lainnya, kata Lisa, istri tersangka tidak pernah mau hadir.

"Kalau ketemu Popi (istri tersangka) sih biasa suka nyapa. Kadang terlihat suka momong anaknya yang kecil main di taman. Kalau anaknya yang perempuan sih sudah kerja di hotel," ungkap Lisa.

Lisa menyebutkan, tersangka AP tinggal di rumah yang juga dijadikan tempat produksi ekstasi bersama istri dan kedua anaknya. Sebelum mengontrak dekat rumahnya, tersangka sempat tinggal di blok lain.

"Di tempat yang sekarang baru sekitar lima bulanan, sebelumnya di depan. Bilangnya di sana airnya keruh jadi pindah ke belakang," kata dia.

Sebelum digerebek polisi, kata Lisa, teman-teman tersangka sering datang dengan mengendarai mobil tengah malam hingga dini hari.

"Sering denger suara mobil. Yang datang mobilnya beda-beda," ungkap Lisa.

Meskipun tamu atau rekan tersangka itu datang silih berganti, aktivitas mereka tidak mengganggu warga sekitar.

"Memang enggak berisik. Enggak kedengeran ada aktivitas apa pun. Selama ini tenang-tenang aja," kata dia.

Dia baru mengetahui bahwa rumah tersebut adalah pabrik ekstasi setelah polisi melakukan penggerebekan dua hari lalu.

Detik-detik sebelum penggerebekan, warga sempat dikagetkan adanya informasi yang disebar petugas keamanan perumahan. Di grup Whatsapp itu disebut ada sejumlah pengendara motor sambil membawa senjata tiba-tiba masuk ke dalam perumahan.

"Kami jadi ketakutan, pintu jendela ditutup, karena dipikir ada perampokan. Ternyata satpam miskomunikasi, enggak tahunya yang masuk itu polisi mau gerebek," kata dia.

Menurutnya, saat penggerebekan situasi di perumahannya terlihat mencekam. Polisi berseragam maupun mengenakan pakaian preman sambil menggenggam senjata terlihat berjaga-jaga di sekeliling rumah tersangka pembuat narkoba.

"Penggerebekannya dari sore sampai tengah malam. Mungkin lama karena geledah rumahnya," ucap Lisa.

Ketua Paguyuban Warga Perumahan Sentra Pondok Rajek, Ridwan mengungkapkan bahwa dirinya mengaku pernah bertegur sapa dengan tersangka. Bahkan, AP sempat mengutarakan kepada dirinya jika aktivitas sehari-harinya lebih banyak di malam hari.

Namun demikian, tersangka tidak pernah menyebutkan aktivitas yang digelutinya tersebut.

"Kalau orangnya sih ramah. Hanya jarang bergaul sama warga," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penggerebekan

Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat membongkar tempat produksi ekstasi jenis baru di Perumahan Sentra Pondok Rajek Blok B2 No 5, Kelurahan Tengah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dari hasil penggerebekan tersebut polisi menangkap dua orang, yaitu RS (24) sebagai kurir dan AP (40) pemilik rumah sekaligus pembuat ekstasi.

Tak cuma itu, polisi juga menyita barang bukti berupa mesin cetak ekstasi merek TDR-O buatan China, 1 kg bahan baku setengah jadi, 2.000 butir pil eximer, sabu seberat 158 gram, bubuk cafein 1.274 gram, bubuk avicel 4.751 gram, epheridrine 136 gram, bubuk key 35 gram, red posfor 1.800 gram, zat pewarna 250 gram, pewarna makanan, 3 handpone, dan timbangan.

Penggerebekan rumah yang disulap menjadi pabrik ekstasi three in one ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan pengedar ekstasi sebelumnya berinisial SI (55), yang diketahui sebagai residivis kasus sama.

"Sebelum kita tangkap SI, lebih dulu ditangkap sepasang kekasih. Terus beruntun lakukan pengembangan," ujar Hengki.

Polisi kemudian melakukan penyamaran sebagai calon pembeli dan berhasil bertemu dengan RS sebagai kurir. RS dan polisi lalu melakukan transaksi langsung dengan AP di daerah Depok, Jawa Barat.

"Dari situ, petugas menangkap AP dan RS. Dari tangan AP ditemukan 1.000 butir ekstasi," ujar Hengki.

Polisi kemudian menggeledah di rumah AP dan ternyata di rumah tersangka dijadikan tempat produksi barang haram tersebut. Polisi juga menemukan 3.061 pil ekstasi siap edar berikut bahan baku dan peralatan untuk membuat ekstasi jenis three in one.

"Pengakuan tersangka sudah 1 tahun memproduksi pil ekstasi itu. Sehari memproduksi 500 butir," kata Hengki.

3 dari 3 halaman

Libatkan Putri Indonesia

Polres Metro Jakarta Barat merilis penggerebekan rumah yang dijadikan tempat produksi pil ekstasi jenis baru di Perumahan Sentra Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (24/9/2018).

Tak disangka, saat rilis pengungkapan kasus tersebut turut dihadiri Puteri Indonesia 2018, Sonia Fergina Citra.

Gadis kelahiran 27 April 1992 ini tiba di lokasi sekitar pukul 13.15 WIB dan menyapa seluruh awak media yang sudah datang lebih awal.

Dia kemudian menuju halaman rumah tersangka dengan melewati garis polisi. Sonia kemudian duduk di kursi dan sesekali berpose saat diminta juru foto.

Duta antinarkoba ini mengaku sengaja datang ke lokasi karena merasa prihatin, ternyata warga Indonesia sudah bisa memproduksi pil ekstasi bahkan dengan jenis baru.

"Setelah melihat berita, saya merasa prihatin ternyata di Indonesia ada pabriknya dan obat jenis terbaru," kata Sonia.

Karena itu, kedatangannya ingin menyampaikan kepada generasi penerus bangsa untuk menjauhi narkoba karena bisa merusak kehidupan penggunanya.

"Karena narkoba ini bukannya membantu, malah merusak. Apalagi ekstasi jenis three in one ini narkoba paling jahat," kata Sonia.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai lingkungannya masing-masing. Sebab, pabrik narkoba bisa ada di mana saja terutama di lokasi yang sangat jauh dari keramaian seperti perumahan yang baru beberapa tahun selesai dibangun.

"Saya senang berada di TKP karena ini tanggung jawab saya sebagai duta antinarkoba," kata dia.

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Heriyadi mengungkapkan, dari beberapa kasus narkoba yang diungkapnya, hampir seluruh lokasi pabrik berada di kawasan perumahan.

"Ini warning buat kita semua. Beberapa kali pabrik ada di perumahan. Artinya kita harus peduli terhadap lingkungan sekitar sehingga bisa terdekteksi apabila ada hal-hal yang bersifat menyimpang khususnya narkoba," kata Hengki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.