Sukses

TGB Zainul Majdi: Indonesia Harus Siapkan Jalan Tengah

Selama 10 tahun masa pemerintahannya, TGB mengklaim telah membentuk sistem pemerintahan yang efektif di NTB.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi akan resmi purnatugas  dari jabatannya Senin, 17 September 2018, besok. Sebelum menanggalkan jabatannya TGB membuat sejumlah catatan mengenai perjalanannya selama 10 tahun mengabdikan diri sebagai gubernur.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, TGB menulis 3 catatan penting yang perlu ditekankan selama dirinya menjabat gubernur 2 periode di NTB.

Dia pun mengingat bagaimana dirinya telah terjun ke dunia politik sejak usia yang sangat muda, yaitu 32 tahun. Di usia itu, dia telah menjabat sebagai anggota DPR RI. Setelah beberapa tahun menjabat anggota parlemen, TGB lalu terpilih menjadi gubernur di usia 36 tahun.  

"Setelah menyelesaikan masa jabatan 10 tahun di NTB, ternyata Alhamdulilah masih juga termasuk muda. Saat ini Alhamdulilah telah ada lebih banyak generasi muda yang berhasil menduduki jabatan-jabatan publik yang dipilih baik di eksekutif maupun legislatif.

"Bahkan saat ini ada partai-partai politik yang dipimpin oleh generasi baru dengan pemikiran-pemikiran segar seperti PKPI dan PSI. Saya yakin dengan seiring waktu, akan lebih banyak lagi generasi muda yang akan menjadi pimpinan-pimpinan partai politik,” ucap TGB.

TGB pun menyebut, selama 10 tahun masa pemerintahannya, dia telah membentuk sistem pemerintahan yang efektif di NTB. Dia juga mengklaim, tata kelola pemerintahan efektif telah dijalankan pemerintah NTB bersama pemerintah pusat.

"Insya Allah, apa yang telah dijalankan di NTB dapat menjadi bahan masukan dan pembelajaran bagi pelaku-pelaku politik pemerintahan saat ini dan masa depan,” ucap dia.

Selain itu TGB juga menekankan bagaimana toleransi antara umat beragama di NTB telah terjalin dengan baik. Dia pun membagikan resep bagaimana toleransi dan kebinekaan begitu terjaga di wilayah yang ia pimpin. Kuncinya  yaitu pemikiran moderasi.

Padat dan tingginya keberagaman seringkali membuat kita terjebak dalam situasi konflik. Disinilah pentingnya pemikiran moderasi.  Moderasi adalah titik tengah. Tidak menjadikan segala sesuatu menjadi berlebih-lebihan. Inilah kunci dari penata kelolaan keberagaman kita," ucap dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hindari Konflik

Menurut TGB, dengan menyemaikan pemikiran moderat di berbagai kehidupan, maka konflik dapat terhindari.

"Sebelum kita melampaui batas kanan-kiri yang terlalu jauh, maka secara sadar kita perlu mempersiapkan apa yang disebut sebagai jalan tengah atau moderasi itu," ucap dia.

TGB mengatakan, moderasi membangun toleransi, dan toleransi adalah landasan dasar kolektif kita untuk bergotong-royong demi kepentingan dan kemajuan bersama.

"Inilah yang selama ini terbangun di NTB yang lagi-lagi dapat menjadi inspirasi bagi seluruh warga Indonesia,” ucap dia.

Saksikan Video Piihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.