Sukses

Rupiah Terperosok ke Level Rp 14.816, Jokowi Kumpulkan Menteri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memanggil sejumlah menteri Kabinet Kerja usai melakukan kunjungan kerja ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait rupiah yang melemah.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memanggil sejumlah menteri Kabinet Kerja usai melakukan kunjungan kerja ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait rupiah yang melemah. Pertemuan dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/8/2018).

Hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Selain itu, turut hadir Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Usai pertemuan, Wimboh mengatakan, Jokowi memberikan arahan agar para menteri dan pimpinan lembaga saling berkoordinasi dalam menghadapi pelemahan rupiah. Jokowi juga meminta agar menteri dan pimpinan lembaga menenangkan publik.

"Koordinasi yang lebih bagus, ngomong kepada publik, supaya masyarakat tidak khawatir. Kan semua punya plan yang bagus. Nanti kita akan bersama-sama dengan Menteri Keuangan dan Gubernur BI untuk melakukan komunikasi publik," tutur Wimboh di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

Untuk mengatasi pelemahan rupiah, lanjut dia, pemerintah punya strategi khusus. Yakni terus mendorong ekspor dan menekan impor.

"Kita koordinasi dan komunikasi bagaimana supaya kita mendorong ekspor. Dan juga untuk impor kita tentunya yang masih bisa diperpanjang atau tidak dilakukan dalam proyek-proyek yang tidak terlalu urgen," ujar dia.

Wimboh menambahkan, di tengah kondisi rupiah yang melemah, kondisi perbankan cukup aman. "Ini kondisinya perbankan aman. Ini Insyaallah temporary, sementara. Ini kan karena sentimen negatif."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rupiah Melemah

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Senin (3/9/2018). Tadi pagi, rupiah dibuka di Rp 14.745 per USD dan saat ini terperosok ke level Rp 14.816 per USD.

Mengutip data Bloomberg, rupiah melemah semenjak akhir pekan lalu. Penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah berada di Rp 14.710 per USD.

Berdasarkan laporan Reuters, BI akan intervensi dalam valuta asing dan pasar obligasi. Pada awal pekan ini, nilai tukar rupiah ke posisi 14.777 per USD. Level itu terlemah sejak 1998. Nilai tukar rupiah melemah terhadap USD sekitar 8,93 persen sejak awal tahun.

Pada 2018, rupiah menjadi salah satu mata uang berkinerja buruk di regional. Analis menilai, nilai tukar rupiah yang tertekan itu didorong defisit neraca transaksi berjalan dan kekacauan di pasar negara berkembang yang disebabkan krisis keuangan Turki.

"Kepemilikan asing yang tinggi pada obligasi ditambah dengan utang dolar Amerika Serikat perusahaan Indonesia yang meningkat juga membuat (rupiah) cenderung melemah," ujar ekonom Mizuho Bank, Vishnu Varathan, seperti dikutip dari laman CNBC, Senin (3/9/2018).

Menurut Moodys, sekitar 41 persen utang pemerintah dalam mata uang asing. Jika rupiah terdepresiasi lebih lanjut akan membuat utang akan lebih mahal untuk kembali dibayar.

Varathan mengingatkan jika kenaikan kredit meningkat lebih lanjut dan harga minyak tetap tinggi jelang sanksi Iran pada November akan menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. "Ketika harga minyak naik itu berkontribusi pada peningkatan tagihan impor negara," ujar dia. 

Reporter: Titin Supriatin

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.