Sukses

Satelit Deteksi 120 Hotspot Kebakaran Hutan di Sumatera

Namun, mayoritas titik api kebakaran hutan terdapat di Provinsi Riau.

Riau - Sebanyak 120 titik panas (hotspot) kebakaran hutan terpantau oleh satelit Terra dan Aqua di seluruh Pulau Sumatera, Minggu (12/8/2018). Namun, mayoritas hotspot terdapat di Provinsi Riau.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Marzuki, mengungkapkan hal itu. Sisanya, tersebar di Sumut 15 titik, Sumbar 11 titik, Jambi 4 titik, Bangka Belitung 16 titik, Bengkulu 2 titik, Sumsel 10 titik, dan Lampung 7 titik.

"Titik hotspot ini terpantau satelit dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen," ujar Marzuki.

Sementara, 55 hotspot kebakaran hutan di Riau tersebar di delapan wilayah. Paling banyak berada di Rohil dengan 33 titik api. Kemudian disusul Bengkalis 8 titik, Siak 6 titik dan Pelalawan 3 titik. Selanjutnya di Rohul, Dumai, Kepulauan Meranti, dan Kuansing, masing-masing satu titik.

"Meski ada banyak titik hotspot, namun jarak pandang di Riau masih cenderung aman. Di masing-masing daerah, jarak pandang antara 6-9 kilometer," jelas Marzuki.

Dia juga menyebut, potensi munculnya titik api kebakaran hutan di Riau masih tinggi. Sebab, curah hujan cenderung rendah. Berdasarkan perkiraan cuaca di Riau, rata-rata setiap daerah cerah berawan.

"Suhu berkisar 21 derajat celcius hingga 34,5 derajat celcius," kata Marzuki.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Water Bombing

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengakui, adanya kebakaran hutan di sejumlah titik di Riau. Yakni di Rohil, Bengkalis dan Dumai.

"Hari ini, kami mengerahkan tiga helikopter water bombing untuk pemadaman udara. Di samping itu, pemadaman oleh tim di darat juga dilakukan. Pokoknya segala upaya kita lakukan," kata Edwar.

Tiga helikopter water bombing itu kata dia, yakni dua unit jenis Kamov, dan satu unit Bell 214. Helikopter Kamov merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan helikopter jenis Bell 214, bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Semoga upaya pemadaman berjalan dengan lancar. Saya tetap terus pantau kawan-kawan Satgas dalam bekerja di lapangan," ujar Edwar.

 

Ikuti berita menarik lainnya di JawaPos

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.