Sukses

Civitas UI Sosialiasi Gerakan Hemat Air Wudu ke Pesantren

Dengan alat penghemat air ini, debit air yang keluar dari keran dapat diatur lebih kecil.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI Peduli) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat pada kamis 19 Juli 2018 di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta.

Dalam kegiatan tersebut, Tim Pengmas UI Peduli memberikan sosialisasi hemat air wudu kepada sekitar 400 orang guru di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta.

Ketua Tim Pengmas UI Peduli, Fauzan Muslim mengatakan, gerakan hemat air wudhi in dilatarbelakangi karena ketersediaan air di dalam tanah yang dari tahun ke tahun semakin berkurang.

Ketika eksploitasi air tanah dilakukan secara berlebihan, krisis air akan terjadi dimana-mana. gerakan ini mengajak orang untuk mulai memerhatikan kelestarian lingkungan, dimulai dari hal paling sederhana," ucap Fauzan Minggu (22 Juli 2018).

Sebelum melakukan sosialisasi, Tim pengmas UI lebih dulu melakukan penelitian yang bekerjasama dengan I Made Indradjaja Marcus Brunner, Dosen Fakultas Teknik Universitas Podomoro Jakarta, yang menciptakan teknologi berupa pemasangan kran hemat air. 

"Kegiatan penelitian dilakukan dengan memasang alat dan menganalis potensi penghematan air menggunakan alat tersebut yang diberi nama pembatas aliran (flow restrictor)," kata Fauzan. 

Dari hasil penelitian yang dilakukan, Fauzan menerangkan, volume air yang terpakai untuk wudhu rata-rata 3-4 liter 55 - 60 Detik.

Dengan alat penghemat air ini, debit air yang keluar dari keran dapat diatur lebih kecil. Penggunaan air wudhu dapat dihemat menjadi sekitar 1 liter. Dalam jumlah besar, akan terlihat penghematan jumlah airnya.

Sementara itu, Tim Pengmas UI, Bastian Zulyeno mengatakan, bahwa yang ingin diubah itu adalah prilaku dan kebiasaan masyarakat dalam penggunaan air, salah satunya dengan menghemat pemakain air dalam berwudu.

"Sebenarnya yang ingin kita ubah itu adalah perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam penggunaan air, salah satunya dengan menghemat pemakain air dalam berwudhu. Wudhu implementasi dan bentuk ketaatan dapat berubah menjadi kemaksiatan jika pemakaian airnya berlebih-lebihan atau tabzir," tambah Bastian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penuhi Syarat

Harapannya dengan diadakan sosialisasi gerakan hemat air wudu dengan pemasangan alat penghemat air di tempat-tempat wudu tidak ada masyarakat yang panik menyangka kran air rusak dan sebagainya.

"Tetap memenuhi syarat untuk wudhu, Wudhu tidak harus berlebihan. Karena, ukuran wudhu itu hanya satu mud di dalam ilmu fiqih, satu mud itu kira-kira satu liter sampai 1,5 liter. Cukup itu," tutup Fauzan.

Lebih lanjut, Fauzan mengatakan, gerakan ini juga sekaligus bentuk etika Islam terhadap lingkungan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini