Sukses

PKS Belum Sepakat Dukung Prabowo karena Berkaca pada Pilkada DKI 2017

Dia mencontohkan, pada Pilgub DKI Jakarta 2017 silam, Gerindra dan PKS mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di injury time.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzammil Yusuf menjelaskan alasan partainya belum sepakat berkoalisi dengan Gerindra dan PAN untuk mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi Capres 2019. Sebab, saat ini semua parpol masih membuka ruang untuk berkoalisi.

"Semua partai kan masih berdialog ya membuka dialog ke semua partai lainnya. Saya kira itu biasa dalam pilpres. Jangankan pilpres, pilkada saja sampai last minutes," kata Muzammil di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Dia mencontohkan, pada Pilgub DKI Jakarta 2017 silam, Gerindra dan PKS mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di injury time.

"Pak Anies-Sandi itu kan sampai last minutes atau di menit-menit terakhir. Apalagi Pilpres. Jadi wajar kalau pimpinan partai bertemu dengan siapa saja dan kemudian sampai saat ini masih membuka kemungkinan ya. Itu biasa, enggak ada yang istimewa," ujar Muzammil.

"Jadi saya beri perumpamaan kalau Pilkada DKI saja sampai last minutes hari terakhir itu betul-betul hari terakhir. Itu untuk DKI, apalagi untuk RI. Kan itu aja perumpamaannya," imbuh dia.

PKS juga mempertimbangkan berbagai faktor dan menerka tokoh pemimpin baru yang diinginkan publik. Serta melihat kekompakan koalisi mengusung pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2019.

"Pertama, pertimbangan publik kepada calon, lalu kesiapan koalisi yang lebih besar, kan enggak mudah membuat koalisi yang lebih besar. Siapa pun karena rata-rata partai kan menginginkan ada calon dari partainya kan," tutur Muzammil.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menunggu Parpol Lain

Dia juga menegaskan, saat ini tiap parpol juga punya aspirasi untuk menjadikan kadernya sebagai cawapres, bahkan capres.

"Gerindra punya aspirasi, PKS punya aspirasi, PAN punya aspirasi. Nanti kita lihat, saya kira memang pencapresan ini kemungkinan akan last minutes itu. Termasuk nanti kementerian, yang menarik seperti apa," ucap Muzammil.

Lebih lanjut, opsi mengusung tokoh lain juga masih terbuka. Selain Gerindra dan PAN, Muzammil berharap parpol lain bergabung antara lain Demokrat. Sebab semakin penuh koalisi mesin partai akan mantap memenangkan calon presiden.

"Semua kemungkinan masih mungkin muncul. Dan semua partai kita menghormati untuk berdialog dengan siapa pun. Mudah-mudahan calon terbaik yang akan memimpin bangsa ini, kan gitu," tandas legislator DPR ini.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.