Sukses

Kisah Getir Zohri, Anak Kampung dari NTB Perebut Juara Dunia Atletik

Jalan hidup yang ditempuh mereka tidaklah mulus. Namun, karena dorongan guru sekolah Zohri dan melihat bakat moncer sang adik, Fazilah rela banting tulang untuk terus menyekolahkan adiknya.

Liputan6.com, Jakarta - Baiq Fazilah (29) masih merasakan jantungnya berdegup kencang. Sang adik, Lalu Muhammad Zohri (18), bersiap dan menanti pertandingan di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Tampere, Finlandia, Rabu 11 Juli 2018. Malam itu, pukul 21.00 Wita, sementara pertandingan digelar sore hari waktu setempat.

"Katanya tinggal nunggu lomba, sudah di lapangan dan minta doa. Saya bilang, jangan lupa juga berdoa," tutur Fazilah saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (12/7/2018).

Fazilah menunggu dengan cemas dan akhirnya terlelap tidur. Pukul 04.30 Wita, Kamis (12/7/2018), dia terbangun dan melihat setumpuk pesan video di aplikasi chat-nya. Zohri merebut juara dunia atletik U-20.

"Saya langung nangis-nangis enggak bisa menahan bangga, haru. Saya langsung kabarkan ke teman-teman di Facebook kalau Zohri menang," tutur Fazilah dengan nada gembiranya. "Di tempat kerja pun enggak karuan, perasaan pingin pulang terus," dia menambahkan.

Fazilah adalah anak sulung dari pasangan almarhum Lalu Ahmad Yani yang meninggal 27 Agustus 2017 dan almarhumah Saeriah wafat Februari 2015. Zohri merupakan bungsu dari empat bersaudara; Baiq Fazilah (29), Lalu Ma'rib (28), Baiq Fujianti(almarhum), dan Lalu Muhamad Zohri.

"Kami bertiga tinggal di gubuk reyot," seloroh Fazilah.

Karyawan hotel di Gili Trawangan, Lombok, ini lalu menceritakan getirnya perjalanan hidup sang adik.

Jalan hidup yang ditempuh mereka tidaklah mulus. Namun, karena dorongan guru sekolah Zohri dan melihat bakat moncer sang adik, Fazilah rela banting tulang untuk terus menyekolahkan adiknya.

"Pernah dia sempat enggak mau lanjut SMA. Saya bilang, biar kakak saja yang tamat SD, kamu harus tinggi sekolahnya," kata Fazilah.

Menurut dia, bakat adik bungsunya itu terlihat ketika Zohri tergabung di klub sepak bola SMP. Sang guru olahraga, Rosida, melihat bakat atletik Zohri. Dari situ Zohri diajak untuk berlatih di Mataram.

Perjalanan atletik pria kelahiran 1 Juli 2000 ini terus melaju. Kejuaraan dari tingkat provinsi merambah ke nasional, terus merangkak hingga Asia dan dunia.

"Kami tidak pernah sangka Zohri sampai seperti ini sekarang, bangga. Dari dulu dia ini anaknya pendiam," ucap Fazilah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah Baru

Lalu Muhammad Zohri berhasil merebut medali emas di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang berlangsung di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018). Zohri finis pertama saat turun di babak final nomor 100 meter putra dengan catatan waktu fantastis, yakni 10,18 detik.

Ini merupakan sejarah baru bagi Indonesia. Sebab selama ini belum ada satu pun sprinter asal Indonesia yang berhasil mempersembahkan emas pada kejuaraan yang sama.

"Saya sangat bangga terhadap apa yang saya dapatkan hari ini. Sangat luar biasa bagi saya," ujar Zohri dalam wawancara usai lomba seperti dilansir akun berbagi video IAAF.

"Sangat bangga bisa mengukir sejarah bagi Indonesia," dia menambahkan.

Di babak penentuan, Zohri mengungguli dua pelari asal Amerika Serikat, yakni Anthony Schwartz (10.22) dan Eric Harrison (10.22). Sementara urutan keempat ditempati oleh pelari asal Afrika Selatan, Thembo Monareng dengan catatan waktu 10.23 detik.

"Saya akan berdoa malam ini," kata Zohri seperti dilansir situs IAAF. "Saya sangat senang dengan PB dan rekor nasional junior. Sekarang saya akan mempersiapkan diri untuk Asian Games bulan depan. Saya bangga dan ini pengalaman luar biasa bagi karierku," katanya.

Menyambut keberhasilan Zohri, Presiden Jokowi pun turut bangga dengan pencapaian tesebut. "Tentu saja kita bangga ada anak bangsa yang jadi juara," kata Jokowi usai menghadiri peringatan Hari Koperasi Nasional Ke-71 Tahun 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (12/7/2018).

Ia mengatakan, prestasi yang diraih Zohri tidak hanya membanggakan dirinya sebagai kepala negara, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Prestasi Zohri, kata Jokowi, menjadi modal awal kemenangan Indonesia di Asian Games 2018.

"Itu nanti modal-modal kemenangan. Seperti kemarin badminton, itu modal Asian Games 2018. Ini nanti lari modal lagi untuk Asian Games," ujar Jokowi.

Zohri mencetak rekor dengan meraih medali emas pertama bagi Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Atletik U20 pelari 100 meter putra. Dalam 32 tahun terakhir, posisi terbaik atlet Indonesia hanya berada dalam finis posisi ke-8, yaitu pada 1986.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.