Sukses

Sosok Martir, Pengadang Pelaku Bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela

Bayu menjadi martir karena berani mengadang laju sepeda motor yang dikemudikan pelaku bom Surabaya.

Liputan6.com, Jakarta - Suasana duka masih menyelimuti rumah salah satu korban serangan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Jalan Ngagel 1, Surabaya, Jawa Timur.

Diketahui korban tersebut bernama Aloysius Bayu Rendra Wardhana. Dia menjadi martir karena berani mengadang laju sepeda motor yang dikemudikan pelaku bom Surabaya. Aksi heroik Bayu, yang membuatnya kehilangan nyawa, telah mencegah jatuhnya banyak korban jiwa. 

Siswanto, ayah korban, saat ditemui Liputan6.com terlihat lelah. "Mohon dimaafkan mas jika ada kesalahan sama Bayu," kata Siswanto, Minggu, 13 Mei 2018.

Memasuki area tempat tinggal korban di kompleks perumahan Gubeng Kertajaya I/15 Surabaya, 10 karangan bunga tanda dukacita berjejer di sekitar lokasi. Di antaranya dari Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Ketua DPRD Surabaya Armuji, dan keluarga besar Grab Surabaya.

Adik kandung Bayu, Galih, mengatakan, kakaknya adalah sosok pria yang tegas. Kakaknya pergi meninggalkan dua anak, yakni satu laki-laki berumur 3 tahun dan satu perempuan berumur 1 tahun. Istrinya, Monika, bekerja sebagai guru PAUD di Santa Clara.

Galih mengungkapkan, dia sempat bertemu dengan sang kakak pada Jumat, 11 Mei lalu.

"Enggak ada pesan sama sekali dari kakak. Kakak saya sering menyapa dengan tanya sudah makan belum itu saja," tutur Galih, adik korban serangan bom.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Koordinator Relawan Gereja

Aloysius Bayu Rendra Wardhana lahir di Surabaya pada 20 Juni 1980. Pihak keluarga masih menunggu kepastian jenazah yang masih dalam proses identifikasi di Polda Jawa Timur.

Selain bekerja sebagai relawan keamanan gereja, alumnus Universitas Dharma Cendika Jurusan Hukum ini juga berprofesi sebagai wedding photography dan driver online.

Di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), Bayu merupakan koordinator relawan keamanan.

Saat terjadi bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) posisi Bayu berada di gerbang gereja, bersama petugas kepolisian.

"Entah apa yang akan terjadi bila Bayu tidak berada di sekitaran gerbang itu. Kemungkinan besar, korban akan jauh lebih banyak. Itu adalah jasa besar Bayu," kata Joko Triyono, salah satu warga yang juga tetangga korban.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.