Sukses

[Cek Fakta] Harimau Bonita Mengganas Setelah Mangsa Anjing

Liputan6.com, Jakarta - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau akhirnya merelokasi harimau Bonita dari Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, Riau, pada Sabtu sore, 21 April 2018. Panthera tigris sumatrae berjenis kelamin betina itu ditempatkan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya, Sumatera Barat.

Bonita ditangkap setelah beberapa bulan berkeliaran di permukiman dan perkebunan warga. Selama berkeliaran, harimau Bonita diduga telah menyebabkan kematian dua warga Pelangiran. Selain itu, Bonita juga membuat aktivitas keseharian warga terganggu.

Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo selaku pemilik pusat rehabilitasi itu, Catrini Pratihari Kubontubuh menyebut, akan dilakukan penelitian seputar perubahan perilaku Bonita. 

Dia menambahkan, penelitian serupa juga pernah dilakukan di Rusia dan India. Yakni terkait perubahan perilaku harimau. Harimau yang jadi objek di sana perilakunya sama dengan Bonita, yaitu tidak takut dengan manusia dan lebih aktif pada siang hari.

"Penelitian akan berlangsung lama, bisa bulanan bahkan tahunan, sama seperti di Rusia dan India. Ini berguna untuk kita semua," ujar wanita yang akrab disapa Ari tersebut.

Dia mengatakan perubahan perilaku diduga karena adanya kandungan virus dalam tubuh harimau. Biasanya berasal dari makanan yang disantap harimau.

Virus itu bernama Canine Distemper Virus (CDV). Virus ini ditularkan melalui anjing karena hewan ini paling banyak terserang virus tersebut. "Bisa saja harimau Bonita terserang virus CDV. Apalagi, Bonita disebut pernah memakan anjing warga," ujarnya.

Menurut dia, virus itu cukup berbahaya terhadap saraf otak harimau. Jika terjangkit, sifat harimau bisa berubah. Salah satunya, tidak takut dengan manusia.

Secara umum, Bonita usai tertangkap terlihat sehat secara fisik. Tidak seperti hewan sakit, tapi akan ketahuan jika diteliti lebih dalam karena perubahan drastis perilakunya.

Fakta:

Harimau Bonita mengalami perubahan perilaku. Hewan itu diduga terjangkit virus yang berasal dari anjing.

Kesimpulan: TIDAK SEPENUHNYA BENAR

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemulihan Efek Bius

Saat ini, beberapa dokter hewan, fokus pada pemulihan efek bius pada Bonita. Kemudian, mereka akan mengecek darah dan tes medis lainnya yang hasilnya akan keluar 14 hari ke depan.

"Kalau hasil darah sudah dapat, kemudian hasil kesehatan lainnya kita kumpulkan. Dari situ dilakukan rehabilitasi sekaligus penelitian," tegas Ari.

Di samping itu, jika penelitian sudah dilakukan dan perilaku Bonita kembali seperti harimau liar lainnya, kemungkinan "Datuk Belang" itu akan dilepasliarkan ke habitatnya.

Habitat di sini tentu saja bukan di Pelangiran lagi. Tim akan mencari lokasi lain yang aman dari keberadaan pemburu dan pakannya tersedia banyak.

"Kalau pakan tidak ada, maka bisa saja harimau ini mencari pakan ke permukiman masyarakat," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.