Sukses

Jadi Pintu Masuk Narkoba, Pelabuhan Tikus Akan Diawasi Ketat

Menhub Budi menyebutkan, pihaknya akan meningkatkan kerjasama dengan Bea Cukai dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, telah berkoordinasi dengan semua pihak terkait keluar dan masuk barang di pelabuhan laut. Terutama mengawasi pelabuhan tikus yang dijadikan pintu masuk narkoba.

"Bahkan bukan pelabuhan ya, yang masuk semua dari tempat itu. Maka kami akan koordinasi dengan BNN," ucap Budi ditemui di Restoran Warung Daun, Jl. Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (24/2/2018).

Guna memperketat keluar dan masuknya barang di berbagai pelabuhan laut. Budi Karya menyebutkan, pihaknya akan meningkatkan kerjasama dengan Bea Cukai dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Hal ini menanggapi adanya penyelundupan sabu sebanyak 81 karung atau sekitar 1,6 ton lewat sebuah kapal ikan yang berasal dari Taiwan menggunakan bendera Singapura.

Rencananya barang haram tersebut akan diedarkan di Jakarta namun berhasil digagalkan.

"Kita akan kerjasama dengan BNN dan Bea Cukai. Karena kewenangan mengatur keluar dan masuknya barang ada di Bea Cukai," sebut Budi Karya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukung Penuh

Budi mendukung penuh kedua lembaga tersebut. Salah satunya dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi BNN dan Bea Cukai dalam melakukan berbagai pemeriksaan di sana.

"Kita akan support mereka secara formal, dan kita siapkan fasilitasnya. Supaya nanti pelabuhan kita tidak terjadi lagi (penyelundupan Narkoba)," ujarnya.

Meskipun pengawasan telah ada dan berjalan selama ini, kata Budi, kecerdikan para penyelundup mencari celah masih sangat baik. Karena itu, ia menegaskan kepada semua pihak yang memiliki wewenang, untuk lebih tegas dan pintar dalam menanganinya.

"Pengawasannya baik tapi kan penyelundupnya lebih pinter. Jadi, kedepannya kita harus lebih tegas dan lebih pinter," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.