Sukses


Oesman Sapta: Waspada Ancaman Dari Luar Negeri

Oesman Sapta saat acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, sekaligus membuka Konggres BEM dan Dewan Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam.

Liputan6.com, Jakarta Dihadapan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 200 Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta meminta agar para mahasiswa tidak gampang menyerah dalam mencapai cita-cita, meskipun kondisi ekonomi tidak selalu mendukung.
 
"Kalau ada usaha yang keras dan pantang menyerah, apapun cita-citanya pasti akan dapat dicapai. Yang penting tidak lupa untuk berbakti kepada orangtua, terutama kepada ibu. Karena doa seorang ibu sangat mustajab. Bahkan demikian tingginya derajat seorang ibu, agama Islam  memberikan kemuliaan kepada para ibu, tiga kali lebih besar dibanding bapak, ungkap Oesman Sapta saat acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, sekaligus membuka Konggres BEM dan Dewan Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam se Indonesia ke 4. Acara tersebut berlangsung di Auditorium UIN Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (10/10). 
 
Ikut Hadir pada acara tersebut anggota MPR Kelompok DPD Abdul Aziz,  Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono dan rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr.  Sirozi MA,  serta civitas akademika UIN Raden Fatah Palembang.  
 
Oso lantas mencontohkan dirinya yang sudah yatim saat usia 8 tahun. Ia lalu menjajakan rokok dipelabuhan untuk membantu ibunya. 
 
"Para buruh itu utang rokok sama saya, tapi saat ditagih mereka tidak mau bayar, dan saya malah ditempelengnya. Tetapi saya tidak putus asa dan terus bekerja", kata Oso menambahkan.  
 
Saat usia 15 tahun Oso lantas bekerja sebagai buruh angkut di pelabuhan. Dan dengan cara itu ia bisa membelikan kain buat ibunya. Dan sejak itu ia terus berusaha, sampai akhirnya menuai sukses, berkat doa sang ibu dan kerja keras yang selalu ia lakukan. 
 
Pada kesempatan itu, Oso mengingatkan, bangsa Indonesia terus mendapat acaman dari bangsa asing. Mereka ingin menguasai potensi yang dimiliki Indonesia. Karena itu para mahasiswa harus selalu waspada, terutama jebakan narkoba yang sengaja dimasukkan ke Indonesia, untuk merusak generasi muda.
 
(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.