Sukses

Budayawan Umar Kayam Meninggal Dunia

Umar Kayam menghembuskan napas dalam usia 65 tahun karena menderita pendarahan usus. Umar akan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Selatan.

Liputan6.com, Jakarta:Innalillahi wa inaillaihi rojiun. Budayawan Umar Kayam, Sabtu (16/3) sekitar pukul 07.45 WIB tutup usia di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre, Kuningan, Jakarta Selatan. Penulis novel "Sang Priyayi" ini menghembuskan napas terakhir karena pendarahan usus besar. Sekarang ini jenazah masih disemayamkan di rumah duka di Jalan Nusa Indah Raya, Cipinang Raya Blok H, Jakarta Timur. Rencananya, Umar akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jaksel, Sabtu sore.

Menurut Ontoseno, adik almarhum, Umar dirawat di MMC sejak 1 Maret 2002. Namun, pada 6 Maret pria kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 ini mengalami pendarahan hebat. Empat hari kemudian dia kembali mengalami bleeding. Pemeran Soekarno dalam film "G 30 S PKI" itu sebelumnya, sempat menjalani operasi tulang pada bagian pangkal paha karena terjatuh. Operasi itu, berlangsung mulus. "Umar meninggal menjelang operasi pengangkatan usus kemarin," kata Ontoseno.

Umar di mata sahabatnya, seperti Goenawan Mohammad dan Rima Melati, adalah tokoh kreatif. Gelar sarjana diraih Umar di Fakultas Pedagogi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kemudian, Umar memperoleh gelar doktor pada 1965. Guru Besar Fakultas Sastra UGM yang pensiun pada tahun 1997 ini juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Radio Televisi dan Film (RTF). Selain itu, ia juga pernah menjadi Rektor IKJ, Dosen Universitas Hassanudin, Makasar, Sulawesi Selatan, Ketua Dewan Kesenian Jakarta dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Uka--biasa Umar disapa-- selama hayatnya selalu melahirkan karya tulis yang menarik untuk dibaca. Novel, cerpen, dan esei, Uka adalah "Seribu Kunang-kunang di Manhattan" (1972), "Sri Sumarah dan Bawuk" (1975), kumpulan kolom "Mangan Ora Mangan Kumpul" (1990), "Sugih Tanpa Banda, dan Madhep Ngalor Sugih, Madhep Ngidul Sugih". Dia juga sempat menerbitkan "Satrio Piningit ing Kampung Piningit"(2001). Novel terakhir Uka ialah "Para Priyayi" dan "Jalan Menikung: Para Priyayi" yang diterbitkan PT. Pustaka Utama Grafiti (1992). Menurut Ontoseno, Umar masih menyisakan dua buku yang belum tuntas ditulisnya. Selamat Jalan Uka!(KEN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini