Sukses

Waketum Demokrat Sebut SBY Dirugikan soal Mobil Kepresidenan

Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali terusik atas kabar peminjaman mobil kepresidenan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali terusik atas kabar peminjaman mobil kepresidenan. Pihak Istana mengatakan SBY meminjam mobil kepresidenan.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan SBY sangat dirugikan atas pernyataan pihak Istana tersebut.

"Ini sangat merugikan Pak SBY bagaimanapun juga Pak SBY Presiden ke-6 dan 10 tahun menjabat dengan keberhasilan-keberhasilannya," ujar Syarief Hasan kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (23/3/2017).

Menurut dia, mobil tersebut diserahkan oleh negara untuk menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang hak keuangan/administratif Presiden dan Wakil Presiden serta bekas Presiden. Pada Pasal 8 disebutkan, mantan Presiden dan Wapres mendapatkan sebuah kendaraan milik negara beserta pengemudinya.

Oleh karena itu, lanjut dia, dia menduga ada yang tidak beres dengan Sekretariat Kepresidenan. Buktinya, ada pernyataan SBY meminjam mobil Kepresidenan.

"Memang ini akibat dari pada tidak Sekeretariat Kepresidenan tidak bekerja dengan bagus. Intinya harusnya bekerja secara betul profesional masa ngurus mengurus mobil presiden mantan presiden tidak bisa. Seharusnya pada saat SBY selesai, seharusnya Sekretariat Kepresiden mempersiapkan segala sesuatunya," papar Syarief.

Akibatnya, kata anggota Komisi I DPR ini, yang disudutkan adalah SBY. Bahkan menurutnya, dengan adanya hal tersebut menimbulkan persepsi adanya pengalihan isu-isu besar yang tengah dihadapi negara.

"Akibatnya ini sangat mencederai kredibilitas SBY dan menyudutkan Pak SBY. Ini juga bisa menimbulkan persepsi hanya mengalihkan isu yang sangat menyudutkan Pak SBY. Intinya adalah kelalaian dan ketidakprofesionalisme Keseretariat Negara melaksanakan peraturan yang merugikan mantan presiden dalam hal ini Pak SBY," kata Syarief.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.