Sukses

Rumah Dome, Hunian Korban Gempa Yogya

Ada 80 rumah dome yang dibangun untuk korban gempa Yogyakarta. Dari jumlah itu, 71 di antaranya dihuni, enam buat kamar mandi umum, dan tiga lainnya digunakan sebagai fasum.

Liputan6.com, Yogyakarta: Sebagian Yogyakarta luluhlantak, empat tahun silam. Gempa 5,9 SR yang mengguncang wilayah tersebut, membuat hampir 150 ribu rumah rata dengan tanah. Sedikitnya 5.000 nyawa melayang dan puluhan ribu lainnya mengalami luka-luka. Sebagian dari korban yang selamat, kini menjalani hidup barunya di rumah dome di kawasan Ngelepen, Bantul.

Reporter SCTV Nova Rini melaporkan, ada 80 rumah dome yang dibangun untuk korban gempa. Dari jumlah itu, 71 di antaranya dihuni, enam buat kamar mandi umum, dan tiga lainnya digunakan sebagai fasilitas umum, seperti poliklinik, aula, dan musala.

Menurut Sakiran, korban gempa yang menjadi ketua RT, tidak ada pungutan dari pihak mana pun selama korban gempa tinggal di kawasan tersebut. Dia berharap, tanah tempat rumah dome berdiri juga bisa dimiliki masyarakat di masa mendatang. "Harapannya ya itu, tanah di sini bisa kami miliki," kata Sakiran.

Rumah dome sengaja dibangun untuk para korban gempa Yogyakarta. Keistimewaan rumah ini, struktur bangunannya tahan gempa karena tak ada sambungan. Selain itu, rumah dome sangat tahan terhadap terpaan angin, meski kecepatannya mencapai 450 kilometer per jam. Usia rumah dome juga bisa berabad-abad.

Rumah dome memiliki diameter tujuh meter dengan luas 38 meter persegi. Biasanya memiliki dua lantai, lantai bawah digunakan untuk ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Sedangkan lantai atas digunakan untuk ruang tidur. Kendati berbentuk dome, hawa di dalam rumah tidak panas, baik siang maupun malam hari. Sebab, ada lubang ventilasi di puncak kubah.

Rencananya, besok warga Yogyakarta akan menggelar peringatan empat tahun gempa. Mereka bakal mempertanyakan nasibnya, sebab hingga saat ini masih banyak korban gempa yang belum juga mendapat bantuan [baca: Korban Gempa Yogya Belum Dapat Bantuan].(ULF)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini