Sukses

Polri: Bom Rakitan Teroris Majalengka Diledakkan Akhir Tahun

Meski belum pernah bertemu dengan Bahrun Naim, pimpinannya itu secara langsung memerintahkan RPW membuat bom untuk aksi bom bunuh diri.

Liputan6.com, Jakarta - Bahan peledak yang ditemukan di rumah terduga teroris Majalengka, Jawa Barat, RPW, akan digunakan untuk membuat peledak. Bom ini untuk meledakkan sejumlah objek vital, seperti Gedung DPR/MPR, Mabes Polri dan beberapa kantor Kedutaan Besar pada akhir 2016.

"Barang-barang (bahan peledak) ini dibuat untuk menyasar target Gedung DPR/MPR, Mabes Polri, Mako Brimob, Kedubes Asing, stasiun televisi tertentu, tempat ibadah tertentu dan kafe," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Kombes Rikwanto, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/11/2016) seperti dilansir Antara.

RPW membuat bahan-bahan peledak tersebut di laboratorium di rumahnya atas pesanan. Pesanan tersebut berasal dari sejumlah daerah di Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara.

"Namun, sebelum bahan tersebut jadi bom dan diedarkan, si pembuat (RPW) sudah keburu ditangkap Densus," ujar Rikwanto.

Hal itu, lanjut dia, diketahui dari pengakuan RPW saat diperiksa. Para pemesan tersebut merupakan orang-orang dalam jaringan kelompok Bahrun Naim.

Menurut dia, sasaran yang dituju oleh kelompok radikal yang menentang sistem pemerintahan demokrasi ini adalah gedung-gedung yang melambangkan negara demokrasi.

RPW yang merupakan anggota jaringan teroris ISIS, Bahrun Naim, ini memiliki laboratorium kimia di rumahnya yang dibuat bersama tiga rekannya. Ketiga rekannya itu masih buron.

Perintah Bahrun Naim

Pria 24 tahun yang pernah kuliah di fakultas pertanian di sebuah universitas di Majalengka ini memang menyukai mata pelajaran kimia semenjak di bangku SMP.

Kemudian, dia pun direkrut oleh kelompok radikal jaringan Bahrun karena tertarik dengan keahliannya dalam membuat senyawa kimia. "Direkrut sekitar tiga tahun lalu," ungkap Rikwanto.

RPW kemudian teradikalisasi setelah membaca sejumlah artikel dan buku-buku milik Aman Abdurrahman, pemimpin Jamaah Ansarut Daulah (JAD) yang kini dipenjara di Lapas Nusakambangan Cilacap.

Meski belum pernah bertemu langsung dengan Bahrun Naim, pimpinannya itu secara langsung memerintahkan RPW membuat bom untuk kebutuhan aksi bom bunuh diri.

RPW mempelajari cara membuat bom dari internet dan panduan dari Bahrun yang disampaikannya melalui akun jejaring sosial Facebook.

Sebelumnya, pada Rabu 23 November 2016, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial RPW di Desa Girimulya RT 003 RW 005 Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Dia diduga merupakan jaringan petempur ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim.

Pada penangkapan RPW, tim Densus menyita senyawa kimia bahan peledak dan beberapa alat laboratorium di rumahnya yakni bahan HMTD, anfo, blackpowder, RDX, TNT, asam nitrat, asam sulfat, air raksa, pupuk urea, gelas kimia dan paku gotri.

Kini RPW masih diperiksa tim Densus di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Atas perbuatannya, RPW akan dijerat dengan Pasal 15 Juncto Pasal 7 Perppu Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Terorisme dengan ancaman hukuman 10 tahun hingga penjara seumur hidup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.