Sukses

Kecelakaan Kereta Api, Kapankah Berakhir?

Sistem manajemen dan pelayanan perkeretaapian di Indonesia dinilai sangat buruk dan mengecewakan. Kondisi ini membuat kecelakaan kereta terus terjadi di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta: Anggapan bahwa angkutan kereta api sebagai sarana umum yang paling aman ternyata tak lagi terbukti. Di tengah kesunyian subuh, Selasa (25/12), sekitar pukul 04.35 WIB, tabrakan kereta api yang memakan korban jiwa kembali terjadi. KA Empu Jaya jurusan Jakarta-Yogyakarta dan Gaya Baru Malam jurusan Surabaya-Jakarta bertabrakan di Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah, persis di saat umat Kristiani merayakan Natal. Sebanyak 47 penumpang tewas di tempat. Puluhan orang masih tergolek di Rumah Sakit Slawi dan RS Cirebon [baca: Dua KA Bertabrakan, Puluhan Penumpang Tewas].

Kecelakaan di Brebes menambah panjang daftar kecelakaan kereta sepanjang 2000-2001. Dari pengamatan SCTV, telah terjadi tujuh kecelakaan kereta api dengan jumlah korban tewas sedikitnya 104 orang dalam setahun belakangan ini.

Kecelakaan pertama tahun 2001 terjadi di dekat Stasiun Kejaksaan Cirebon, 2 September silam. Saat itu, KA Cirebon Ekspres yang tengah langsir ditabrak KA Empu Jaya. Akibatnya, 40 orang tewas dan puluhan penumpang mengalami luka-luka [baca: Kereta Empu Jaya Bertabrakan di Cirebon].

Belum hilang ingatan masyarakat terhadap peristiwa di Cirebon, kecelakaan kereta kembali terjadi. Kali ini menimpa kereta kelas ekonomi jurusan Jakarta-Merak yang bertabrakan dengan kereta barang di Rangkasbitung, Lebak, Banten, 25 Oktober 2001. Sebanyak tiga penumpang tewas di tempat. Sejumlah penumpang menderita luka-luka [baca: Tabrakan Kereta Api di Rangkasbitung, Tiga Tewas ]. Data di atas belum termasuk kecelakaan kereta sepanjang tahun 2000, baik itu tabrakan antarkereta atau kecelakaan antara kereta dan kendaraan bermotor.

Rentetan kecelakaan kereta api di Tanah Air jelas sangat memprihatinkan. Menteri Perhubungan Agum Gumelar mengungkapkan, tabrakan kereta terakhir di Brebes disebabkan oleh masinis KA Empu Jaya yang melanggar sinyal berhenti dan terus masuk ke Stasiun Ketanggungan, sehingga menabrak KA Gaya Baru Malam yang sedang berhenti. "Semuanya masih diselidiki," ujar Agum, yang langsung datang ke lokasi sekitar pukul 07.00 WIB dengan menggunakan helikopter.

Human eror memang kerap dituding sebagai penyebab kecelakaan kereta di Indonesia. Namun, menurut Ketua Komisi IV DPR Soemaryoto, kecelakaan kereta yang terjadi secara beruntun lebih disebabkan manajemen perkeretaapian yang buruk. Dalam wawancara dengan sebuah radio swasta tadi pagi, Soemaryoto meminta Menhub Agum Gumelar dan Direksi PT Kereta Api Indonesia bertanggung jawab atas kecelakaan beruntun yang terjadi selama setahun ini.

Menurut Soemaryoto, DPR telah berulang kali memperingatkan pemerintah untuk segera membenahi manajemen PT KAI. Sayangnya, hal itu tak juga dilakukan. Itulah sebabnya, kecelakaan kereta kembali terjadi. Kali ini Seomaryoto dan seluruh rakyat Indonesia kembali meminta pemerintah dan PT KAI untuk membenahi manajemen dan pelayanan kereta api. Sebab, jika tidak, jangan pernah bermimpi kecelakaan kereta api akan berakhir.(ULF/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.