Sukses

Adhyaksa Dault: Ahok Belajar Dulu ke Wali Kota Risma dan Mahyeldi

Dia mencontohkan dua kepala daerah yang berhasil merelokasi dan menata warga tanpa kekerasan dan tak menyulut api perlawanan.

Liputan6.com, Jakarta - Langkah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam menggusur warga yang ada di permukiman kumuh di Jakarta membuat berang banyak tokoh. Salah satunya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004 - 2009, Adhyaksa Dault.

Ia menyuruh Ahok untuk belajar pada kepala daerah lain dalam menata wilayahnya agar tidak sombong dan menampakkan taring kekuasaan saja. Menurut dia, seharusnya pemimpin mengayomi, bukan menindas demi kepentingan golongan tertentu.

"Kita itu butuh pemimpin, bukan penguasa. Harusnya Ahok belajar bagaimana menata daerah, bukan menggusur, mentang-mentang berkuasa," ujar Adhyaksa di Masjid Jami Keramat Luar Batang, Jumat (29/4/2016).

Dia mencontohkan dua kepala daerah yang berhasil merelokasi dan menata warga serta daerahnya tanpa kekerasan dan tak menyulut api perlawanan dari masyarakat.

"Harusnya Ahok belajar, bagaimana Wali Kota Padang Mahyeldi dan Ibu Risma di Surabaya menata daerahnya tanpa harus seperti itu," kata Adhyaksa.

 

Ia juga mengecam tindakan Ahok yang memakai aparat untuk mengintimidasi warga dalam proses penggusuran sebagai cerminan penguasa yang fasis, bukan seorang pemimpin.

"Kalau pemimpin bicara dengan hati, tak semena-mena gitu. Ini mentang-mentang berkuasa, seenaknya," tegas Adhyaksa.

Ia berharap agar Ahok kembali menjadi pemimpin untuk Jakarta yang lebih baik. Bukan dengan menjadi penguasa Jakarta.

Sebelumnya, Ahok berencana menggusur Kampung Luar Batang untuk dijadikan tempat wisata religi, jalan inspeksi dan mendirikan plaza di bekas rumah-rumah warga.

Dari keterangan yang dikumpulkan Liputan6.com, warga Kampung Luar Batang belum pernah sekalipun disosialisasikan soal pembangunan yang diinginkan Ahok. Mereka mengaku hanya mengetahui setelah kisruh penggusuran di Pasar Ikan disiarkan media massa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini