Sukses

Kayu, Energi Alternatif yang Unggul

Diskusi Forum Regional Asia Pasifik telah dibuka hari ini. Pertemuan ini membahas pengembangan energi alternatif berupa bio energi yang berasal dari limbah kayu.

Liputan6.com Jakarta: Keterbatasan minyak bumi di dunia membuat setiap negara berpikir keras untuk menemukan energi alternatif yang bisa menggantikan minyak bumi. Menteri Kehutanan M.S. Kaban membuka Forum Regional Asia Pasifik di Jakarta, Selasa (14/10). Dalam forum ini, para peserta dari sepuluh negara akan membahas kemungkinan pengembangan energi alternatif berupa bio energi yang berasal dari limbah kayu.

M.S Kaban berharap hasil pertemuan forum ini dapat menghasilkan suatu rekomendasi atau formulasi signifikan untuk pengembangan bio energi berbasis kayu. Menurut Menteri Kehutanan, banyak kemungkinan energi alternatif yang dapat diciptakan dari sektor kehutanan. Energi alternatif ini bisa dijadikan salah satu pilihan banyak negara di dunia untuk dikembangkan.

Menteri Kaban menambahkan, bio energi yang berbasis kayu ini mempunyai banyak keunggulan. Di antaranya dapat memperbaiki atau mendukung ketahanan energi nasional, mengurangi biaya operasional, dan efisiensi energi dalam industri perkayuan.

Selain itu, penggunaan limbah kayu untuk penciptaan bio energi ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung pencapaian manajemen hutan lestari. Harga bio energi kayu diperkirakan nantinya akan mampu bersaing dengan harga minyak bumi.

Menurut Direktur Eksekutif International Tropical Timber Organization (ITTO), Emmanuel Ze Meka, pengembangan energi alternatif ini diyakini akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Diharapkan, industri-industri ini akan dapat berkembang di daerah-daerah pedesaan, di mana industri kayu berada.

"Selain dapat menggerakkan perekonomian pedesaan, menyerap tenaga kerja, juga dapat menciptakan energi baru bagi desa tersebut," ujar Emmanuel Ze Meka.

Adapun kesepuluh negara yang ikut dalam Forum Regional Asia Pasifik adalah Kamboja, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Papua Nugini, Filipina, Thailand, Vanuatu, dan Nepal.(PJY/ANTARA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.