Sukses

<i>Magic Finger</i> dari Pulau Dewata

Sudah tiga album digarap I Wayan Balawan, Magic Finger, Balawan Solo, dan Globalism. Beberapa album dibuat di Jerman karena perpaduan musik etnik Bali dan jazz yang diusung Balawan belum mendapat tempat di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Bagi sebagian orang, nama Balawan memang terdengar asing. Namun di kalangan musisi dan penggemar jazz, nama yang satu ini sudah akrab di telinga mereka. Kemampuannya dalam memainkan aliran musik berasal dari Amerika Serikat pada awal abad XX ini dibilang sangat hebat. Kini, Balawan pun sudah tercatat sebagai musisi jazz yang mumpuni.

Pria bernama lengkap I Wayan Balawan adalah gitaris yang cukup unik. Permainan gitar lelaki kelahiran Bali 9 September 1973 ini berbeda dengan umumnya. Balawan memainkan gitar dengan tidak dipetik, melainkan disentuh layaknya memainkan tuts-tuts piano. Teknik ini dikenal sebagai tapping. Tak aneh, bila kemudian dia dijuluki gitaris magic finger tapping. Dia satu-satunya orang Asia yang menggunakan teknik ini.

Perjalanan karier Balawan di dunia musik sudah dirintis sejak usia delapan tahun. Darah seni Balawan mengalir dari keluarga yang sebagian berprofesi sebagai seniman. Sejak sekolah dasar, dia suka membentuk grup band. Balawan banyak memainkan musik rock. Kemampuan Balawan bermain gitar makin terasah setelah belajar jazz di Australian Institute of Music, Sydney.

Tahun 1997, Balawan mendirikan Batuan Ethnic Fusion (sebuah grup yang menggabungkan gamelan Bali dan jazz). Bersama grupnya, Balawan mengeksplorasi musik etnik Bali dengan menggunakan instrumen tradisional yang kemudian dikembangkan dalam pemahaman modern. "Ingin memperlihatkan sisi lain musik Bali," kata Balawan dalam dialog Liputan 6 Pagi, Ahad (12/3).

Hingga kini, sudah tiga album digarap Balawan, Magic Finger, Balawan Solo, dan Globalism. Dalam album Magic Finger, sebagian berisi beberapa lagu lama yang didaur ulang. Di antaranya lagu Semua Bilang yang sempat dipopulerkan Charles Hutagalung dan tembang dari Mus Mujiono, Arti Kehidupan. Ada pula lagu Sesaat Kau Hadir yang dipopulerkan oleh Utha Likumahua.

Balawan bersama Baruan Ethnic Fusion lebih sering menggelar konser di luar negeri, seperti Eropa, Jepang, dan Australia. Sebab, musik yang digeluti Balawan belum terlalu mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. "Audiens-nya kalau nonton benar-benar nonton. Kalau di Indonesia 20 persen nonton dan 80 persen lainnya ngobrol," kata Balawan sambil tersenyum.

Lelaki berambut ikal ini bertekad tetap berkarier di jalur musik jazz. Terutama sembari memperkenalkan musik tradisional Indonesia, khususnya Bali di panggung internasional. Ke depan, Balawan sangat ingin untuk bisa berkolaborasi dengan musisi jazz papan atas Tanah Air. "Harapan ingin berkolaborasi dengan Indra Lesmana," ungkap lelaki yang terlihat kalem itu, jauh bertolak belakang dengan penampilan atraktifnya di atas panggung.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini