Sukses

Usaha Peci yang Membawa Berkah

Iswati memulai usaha kerajinan peci dengan modal Rp 100 ribu. Iswati, kini, bisa mengeskpor kopiah buatannya ke luar negeri, di antaranya Malaysia dan Arab Saudi.

Liputan6.com, Yogyakarta: Usaha kopiah di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, maju pesat sejak lima tahun silam. Lahan bisnis ini pula yang belakangan mengusik niat Iswati mengembangkan usaha serupa.

Perlahan tapi pasti, Iswati memulai usahanya dengan modal tak lebih dari Rp 100 ribu. Uang digunakan untuk membeli benang, alat-alat sulam dan kawat strimin sebagai bahan dasar peci. Model buatannya berpatokan pada kopiah Aceh yang dikombinasikan dengan kreasinya sendiri. "Ada yang Taliban, ada yang Malaysia, ada yang Turki," kata Iswati di Yogyakarta, baru-baru ini.

Mulanya, Iswati memasarkan karyanya ke pedagang peci di Yogyakarta. Gayung bersambut, kreasi peci Iswati sangat disukai. Pesanan pun mulai datang. Kini, permintaan bahkan sudah datang dari Malaysia, Brunei Darussalam, Mesir, Arab Saudi, dan negara Timur Tengah lainnya.

Usaha Iswati makin produktif membuat peci. Dalam sebulan dia bisa membuat 500 kopiah berbagai ukuran dan model. Harganya berkisar antara Rp 15 ribu dan Rp 25 ribu untuk dalam negeri. Sedangkan harga pasar luar negeri dia patok Rp 30 ribu hingga Rp 90 ribu per kopiah.

Di bulan Ramadan ini, omzet penjualan Iswati bisa mencapai dua kali lipat dari biasanya. Apalagi sejumlah mal dan pusat perbelanjaan yang biasanya tidak menjual peci, namun kali ini justru memesan dalam jumlah banyak. Mereka yang membeli ada yang dijual lagi dan ada pula sekadar dibagikan kepada karyawannya sebagai hadiah lebaran. Karenanya tak heran, Iswati bisa menjual 1.000 peci selama Ramadan tahun ini.(AIS/Wiwiek Susilo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini