Sukses

6 Fakta Menarik Masjid Pink, Destinasi Wisata Religi yang Punya Arsitektur Terindah di Iran

Masjid Pink merupakan salah satu destinasi favorit pelancong dari seluruh dunia ketika datang ke kota Shiraz di Iran. Masjid bernama asli Nasir al-Mulk dikenal sebagai salah satu masjid terindah di Iran.

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Nasir al-Mulk atau yang dikenal sebagai Masjid Pink merupakan salah satu destinasi favorit pelancong dari seluruh dunia ketika datang ke kota Shiraz di Iran. Shiraz adalah kota tertua di Iran yang terkenal dengan budaya seni serta sejarah yang kaya, kedua elemen itu ditampilkan secara spektakuler di salah satu masjid terindah di Iran ini.

Mengutip dari laman Visit World Heritage, Rabu (29/3/2023), daya tarik utama Masjid Pink adalah bagian musala. Waktu terbaik untuk mengunjungi masjid ini adalah di pagi hari, saat sinar matahari memantulkan pola kaca patri ke lantai.

Apabila ingin melihat matahari terbit di masjid yang indah ini, datanglah lebih awal untuk menghindari keramaian saat turis berbaris di depan pintu sebelum jam 7 pagi. Disarankan memilih waktu di sore hari agar kunjungan tidak terlalu ramai.

Meskipun sebagian besar wisatawan datang ke masjid untuk melihat musala, masih banyak lagi yang bisa dilihat. Masih banyak hal menarik lainnya dari Masjid Pink, berikut enam fakta menarik Masjid Pink yang dirangkum Liputan6.com pada Rabu (29/3/2023). 

1. Masjid Istimewa dengan Ubin Merah

Masjid ini dijuluki "Masjid Merah Muda" karena banyaknya ubin berwarna merah muda yang menyelimuti langit-langit. Keistimewaan ini yang membedakannya dari masjid yang lain. Banyak pengunjung menggambarkan pengalamannya saat mengunjungi masjid ini sangat menenangkan. Pada malam hari masjid menyala, benar-benar mengubah suasana keseluruhan masjid.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Dibangun oleh Bangsawan Dinasti Qajar

Masjid Nasir-al-Mulk dibangun di masa pemerintahan dinasti Qajar. Konstruksi dimulai pada 1876 atas perintah Mirza Hassan Ali Nasir-ol-Mulk, salah satu bangsawan Shiraz, putra Ali Akbar Qavam al-Mulk, kalantar Shiraz dan selesai pada 1888.

Salah satu fitur utama masjid ini adalah teras yang indah dengan kolam persegi panjang di halaman terbuka yang dikelilingi bunga. Fasad bangunan menampilkan puluhan lengkungan Arab, menambah keindahan pertunjukan cahaya dari kaca patri. Setelah 150 tahun, orang masih berkunjung ke masjid ini untuk berdoa. Masjid Nasir al-Mulk terdaftar sebagai salah satu Monumen Nasional Iran pada 1955. 

3. Masjid Pink Dirancang Arsitek Persia

Masjid Nasir al-Mulk dibangun di atas lahan seluas 2.890 m2 dengan perluasan seluas 2.216 meter persegi. Perancang Masjid Pink adalah Mohammad Hasan-e-Memār, seorang arsitek Persia yang juga membangun Taman Eram yang terkenal sebelum Masjid Nasir al-Mulk, Mohammad Hosseini Shirazi, dan Mohammad Rezā Kāshi-Sāz-e-Širāzi. 

Koridor juga merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari arsitektur Persia. Belok 90 derajat ke kiri dari ruang depan dan pengunjung akan memasuki koridor gelap. Rahasia di balik termasuk koridor dalam bangunan tua adalah untuk membawa orang dari ruang depan ke tempat gelap, dengan tujuan agar mata secara bertahap terbiasa dengan cahaya redup dan disambut dengan halaman yang indah. 

3 dari 4 halaman

4. Bias Cahaya Berasal dari Kaca Patri Masjid

Hal menarik lainnya dari masjid ini yaitu tidak ada kubah. Ini tanda bahwa masjid awalnya dimaksudkan untuk penggunaan pribadi. Selain itu, kaca patri yang memberi bias sangat memengaruhi suasana masjid. Meskipun kaca patri sebagian besar populer di gereja-gereja saat ini, penemuan paling awal adalah di Suriah dari abad ke-7.

Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa ahli kimia Persia Jabir ibnu Hayyan menciptakan teknik dan cara untuk membuat kaca patri. Hal itu tertulis dalam bukunya Kitab al-Durra al-maknuna (Kitab Mutiara Tersembunyi) yang diterbitkan pada abad ke-8 Masehi.

Kebanyakan masjid menggunakan jendela Orsi, yaitu jendela yang terbuat dari campuran kayu dan kaca warna-warni pada dinasti Safawi dan Qajar. Orsi berbeda dari kaca patri yang digunakan di banyak gereja dan masjid Ottoman yang berfungsi sebagai gambar yang diterangi daripada sumber cahaya.

Disebutkan cahaya adalah fitur utama di banyak masjid mengingat itu menjadi simbol utama Tuhan dalam Islam. Hal ini disebutkan dalam sebuah ayat dalam Al Quran: "Allah adalah cahaya langit dan bumi". 

 

4 dari 4 halaman

5. Renovasi Masjid Sebelum Memakai Kaca Patri

Pada awalnya, Masjid Pink di Iran menggunakan kaca biasa. Baru pada 1969, masjid dipasangi kaca patri untuk menggantikan kaca lama. Adapun proses pemeliharaan dan pemugaran masjid Nasir-ol-Molk telah dimulai bertahun-tahun yang lalu dan terus direstorasi.

Masjid telah melalui dua rangkaian perbaikan, pertama sekitar 70 tahun yang lalu termasuk memperbaiki alas lantai. Periode kedua pemugaran dilakukan dalam kurun waktu 15 tahun, dari 1991 hingga 2016.

Renovasi terus dilakukan seperti untuk penguatan pondasi, penguatan struktur, penimbunan retakan, dan pembangunan saluran ekskresi kelembaban. Penguatan cangkang utama dinding serambi utara, renovasi saluran air, dan perbaikan menyeluruh dinding interior juga merupakan jenis pekerjaan pemeliharaan yang telah dilakukan. 

6. Masjid Dibangun dari Pajak Rakyat

Menurut prasasti di pintu masuk masjid, “Haj Muhammad Hassan Memar” dan “Mirza Reza Kaashi”, bertanggung jawab membangun masjid ini. Mengutip dari laman Irannegintravel, biaya pembangunan disediakan dari “Khoms dan Zakat” yang dikumpulkan dari masyarakat.

Ada tradisi lama dalam Islam yang mengatakan kepada orang-orang untuk membayar "pajak sedekah" atau zakat dari seperlima pendapatan tahunan mereka. Zakat ini bentuk dari pengabdian kepada Islam yang diyakini membawa kemakmuran dan keberkahan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.