Sukses

Restoran Bertema Komunis di Penang Malaysia Bikin Heboh Warga

Pekan lalu, restoran bertema komunis itu digerebek polisi dan sekarang tengah menghadapi ancaman hukum.

Liputan6.com, Jakarta - Deras aliran kritik pedas tengah menuju pemilik dua restoran di Penang, Malaysia. Komentar kurang mengenakkan ini dilatarbelakangi adanya aksen komunis melalui hiasan wallpaper di lokasi bisnis mereka.

Menurut Malaysiakini yang dilansir Selasa (5/1/2021), salah satu restoran di Bukit Mertajam bahkan sempat digerebek polisi pada Sabtu, 2 Januari 2021. Ini merupakan buntut aduan masyarakat yang merasa tak nyaman dengan dekorasi dinding tersebut.

Wallpaper ini sendiri, berdasarkan laporan Says, telah dilepas dan disita polisi, sedangkan lima karyawan ditahan untuk diinterogasi. Restoran tersebut dijalankan seorang wanita berkebangsaan Tiongkok bersama suaminya yang merupakan orang Malaysia.

Pasangan itu juga memiliki gerai lain di George Town, wilayah pulau yang terkenal di kalangan turis. Keduanya belum dibawa untuk diinterogasi karena saat ini berada di bawah karantina rumah akibat pandemi COVID-19.

Isu tersebut jadi perhatian publik pada libur tahun baru 2021 setelah foto-foto restoran bertema komunis tersebut viral. Sebuah karikatur Mao Tse Tung, bapak pendiri Republik Rakyat Cina dan seorang pemimpin komunis revolusioner, secara terang-terangan terpampang di sana.

Wallpaper juga menunjukkan tentara memegang buku merah, sementara beberapa terlihat memberi hormat dengan mengenakan seragam komunis mereka. Sementara itu, peralatan makan di restoran juga dinilai bertema eksplisit.

Salah satu foto menunjukkan piring dengan karikatur Presiden Tiongkok Xi Jinping yang membayangi Tembok Besar China.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Komentar Pemilik Restoran

Meski aksen-aksen tersebut sarat komunis, pesan-pesan di dinding justru dilaporkan tak mengandung propaganda. Berbicara pada Malaysiakini, salah satu pemilik yang hanya ingin dikenal sebagai Joey mengatakan bahwa teks bahasa Mandarin itu hanya slogan kuliner yang lucu.

"Teksnya bukan tentang mempromosikan komunisme, bahkan tak menyentuh topik komunisme. Isinya semua tentang makanan dan restoran kami," kata perempuan 35 tahun itu.

Joey mengatakan, ia dan suaminya telah menjalankan restoran selama empat tahun, menjelaskan bahwa desain di tempat tersebut terinspirasi sebuah restoran di kota kelahirannya.

"Ketika pertama kali melihat desain semacam ini, saya menganggapnya menarik dan lucu, lalu berpikir itu akan menarik pelanggan (untuk mengambil foto dan mengunggahnya secara online)," ucapnya.

"Ketika saya memulai bisnis saya sendiri, saya memutuskan menggunakan ini sebagai tema. Tapi, saya benar-benar tak menyangka bahwa saya akan mendapat masalah hukum empat tahun kemudian," sambung si pemilik restoran.

Saat ini, pihak kepolisian sedang menyelidiki kasus tersebut berdasarkan dua ketentuan terpisah.

3 dari 3 halaman

Cara Pesan Makanan Online Aman dari COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.