Sukses

Benarkah Membatasi Waktu Makan Bisa Turunkan Berat Badan?

Penelitian terbaru mengungkap hubungan antara membatasi waktu makan dengan usaha menurunkan berat badan.

Liputan6.com, Jakarta -  Ada banyak cara untuk menurunkan berat badan, mulai dari diet sampai rutin olahraga. Tapi, benarkah membatasi waktu makan juga memengaruhi berat badan?

Membatasi jumlah asupan makanan di awal hari ternyata tak berdampak pada berat badan orang dewasa yang kelebihan berat badan dengan pradiabetes atau diabetes,

Hal itu berdasarkan penelitian yang dipresentasikan dalam Sesi Ilmiah American Heart Association 2020, seperti dilansir dari Science Daily, Senin, 16 November 2020,

"Kami sudah lama bertanya-tanya apakah ketika seseorang makan dalam sehari bisa memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan energi," ucap penulis studi sekaligus profesor kedokteran, epidemiologi, dan keperawatan di Johns Hopkins University Baltimore, Nisa Maruthur.

Demi kepentingan penelitian, Maruthur dan rekannya mengamati 41 orang dewasa yang kelebihan berat badan selama 12 minggu. Sekitar 90 persen peserta adalah wanita kulit hitam dengan kondisi pradiabetes atau diabetes, dan berusia rata-rata 59 tahun. Sebanyak 21 orang diminta mengikuti pola makan dengan pambatasan waktu makan pada jam-jam tertentu dalam sehari dan makan 80 persen kalori sebelum pukul 13.00.

Sementara itu, peserta lain makan pada waktu biasa, mengonsumsi setengah dari kalori harian mereka setelah pukul 17.00. Makanan yang mereka konsumsi merupakan hidangan sehat. Sebelumnya, mereka juga diukur berat badan dan tekanan darahnya di awal pada 4 minggu, 8 minggu dan 12 minggu setelahnya.

Hasil studi menemukan, orang-orang di kedua kelompok kehilangan berat badan dan mengalami penurunan tekanan darah kapan pun mereka makan. "Kami pikir kelompok yang dibatasi waktu makannya akan menurunkan lebih banyak berat badan. Namun itu tidak terjadi,” ungkap Maruthur.

“Kami tidak melihat adanya perbedaan dalam penurunan berat badan bagi mereka yang makan sebagian besar kalori mereka lebih awal dibandingkan di kemudian hari. Kami juga tidak melihat ada efeknya pada tekanan darah," lanjutnya.

Para peneliti sekarang mengumpulkan informasi lebih rinci tentang tekanan darah yang dicatat selama 24 jam. Mereka akan mengumpulkan informasi ini dengan hasil studi tentang efek pemberian makan yang dibatasi waktu pada gula darah, insulin, dan hormon lainnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memicu Bahaya Diabetes Tipe 2

Sebelumnya, sebuah peneltian menyimpulkan bahwa makan malam atau sebelum tidur memicu bahaya diabetes tipe 2 dengan meningkatnya kadar gula darah. Berdasarkan laporan The Sun, para peneliti membandingkan efek di antara kelompok orang yang makan malam pukul 18.00 dan 22.00.

Para peneliti menemukan bahwa kadar gula darah lebih tinggi, dan jumlah lemak yang dicerna terbakar lebih rendah setelah makan malam berikutnya, bahkan ketika makanan yang sama diberikan pada dua waktu yang berbeda.

"Studi ini memberi penerangan baru tentang bagaimana makan larut malam memperburuk toleransi glukosa dan mengurangi jumlah lemak yang terbakar," kata penulis, Dr Jonathan Jun dari Johns Hopkins University School of Medicine di Amerika Serikat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.