Sukses

Indonesia Tambah Daftar Cagar Biosfer yang Diakui UNESCO

UNESCO baru-baru ini menetapkan tiga biosfer yang dimiliki Indonesia. Penambahan tiga biosfer tersebut menjadikan Indonesia memiliki 19 cagar biosfer.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali menambah tiga kawasan baru ke dalam daftar cagar biosfer yang ditetapkan UNESCO. Cagar biosfer adalah suatu kawasan ekosistem yang bertujuan untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan eksistensinya diakui dunia internasional.

Tiga nominasi cagar biosfer baru yang berasal dari Indonesia resmi ditetapkan dalam pelaksanaan Sidang ke 32 ICC MAB UNESCO akhir Oktober 2020. Hal tersebut disampaikan dalam akun Instagram Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Senin, 2 November 2020.

"Ketiga cagar biosfer baru Indonesia dengan luas total 2.237.373,26 ha yang dikukuhkan adalah Cagar Biosfer Bunaken Tangkoko Minahasa (746.412,54 ha), Cagar Biosfer Karimunjawa Jepara Muria (1.236.083,97 ha) dan Cagar Biosfer Merapi Merbabu Menoreh (254.876,75 ha)," tulis akun LIPI.

Dengan penambahan tiga cagar biosfer terbaru, kini Indonesia memiliki 19 cagar biosfer seluas lebih 29 juta hektare yang menjadi bagian dari World Network of Biosphere Reserves (WNBR). Dari total luas kawasan cagar biosfer yang dimiliki Indonesia tersebut, luas kawasan konservasi yang menjadi core area (area inti) cagar biosfer adalah lebih dari lima juta hektare atau sebesar lebih dari 20 persen dari total luas kawasan cagar biosfer yang ada⁣⁣.

"Capaian penambahan 3 cagar biosfer baru tersebut merupakan prestasi Indonesia yang dimotori oleh Komite Nasional MAB UNESCO Indonesia yang didukung oleh LIPI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan @kementerianlhk, serta pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan enam Pemerintah Kabupaten/Kota," tulisnya.

Pemerintah kabupaten dan kota yang mendukung keberhasilan cagar biosfer tersebut antara lain Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Manando, Kota Bitung dan Kota Tomohon (Cagar Biosfer Bunaken Tangkoko Minahasa). Selain itu, Provinsi Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati (Cagar Biosfer Karimunjawa Jepara Muria) dan Kabupaten/Kota Kabupaten Klaten, Boyolali, Purworejo, Salatiga, Semarang, Kota Magelang dan Kota Salatiga; serta Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman dan Kulon Progo (Cagar Biosfer Merapi Merbabu Menoreh).⁣

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bangga

Konsep cagar biosfer itu digagas oleh UNESCO sejak 1971. Konsep cagar biosfer adalah mengelola suatu kawasan yang ditujukan untuk mengharmonisasikan antara kebutuhan konservasi dan keanekargaman hayati, sosial, ekonomi yang berkelanjutan dan mendukung logistik yang cukup di mana kawasan konservasi merupakan area intinya.

"Keberadaan 19 cagar biosfer Indonesia membuat Indoensia memiliki peluang besar untuk mendemonstrasikan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan dan pembangunan cagar biosfer Indonesia dapat menjadi sarana untuk mewujudkan komitmen bangsa Indonesia dalam melaksanakan berbagai konvensi terkait dengan lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim, " kata Direktur Program dan Pengembangan Komite Nasional MAB Indonesia dan Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI) Y. Purwanto.

Sejumlah warganet ikut bangga dengan penetapan UNESCO terhadap tiga cagar biosfer baru Indonesia. Mereka berharap Indonesia bisa menjaganya.

"Cagar Biosfer Merapi Merbabu Menoreh....ikut bangga....semoga lestari," tulis warganet. "Terus lestari Indonesiaku. Lebih diperketat aja pengawasannya dan diperbanyak sumber hayatinya 👍👍," komentar warganet yang lain.

3 dari 3 halaman

Daftar 19 Cagar Biosfer

1. Cibodas di Jawa Barat (ditetapkan 1977)

2.  Lore Lindu di Sulawesi Tengah (1977)

3. Komodo di Nusa Tenggara Timur (1977)

4. Tanjung Puting di Kalimantan Tengah (1977)

5. Siberut di Sumatera Barat (1981)

6. Leuser di Aceh (1981)

7. Giam Siak Kecil Bukit Batu di Riau (2009)

8. Wakatobi di Sulawesi Tenggara (2012)

9. Taka Bonerate Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan (2015);

10. Bromo Tengger Semeru Arjuno di Jawa Timur (2015);

11. Belambangan di Jawa Timur (2016);

12. Berbak Sembilang di Sumatera Selatan (2018);

13. Rinjani Lombok di Nusa Tenggara Barat (2018);

14. Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu di Kalimantan Barat (ditetapkan pada 2018).

15.Togean Tojo Una-Una di Sulawesi Tengah  (2019)

16. Samota (Saleh-Moyo-Tambora) di Nusa Tenggara Barat (NTB) (2019).

17. Bunaken Tangkoko Minahasa, Sulawesi Utara (2020)

18. Karimunjawa Jepara Muria, Jawa Tengah (2020)

19. Merapi Merbabu Menoreh, Jawa Tengah (2020).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.