Sukses

Sinergi Kemenhub dan Dekranas Manfaatkan Bubuk Asam Jawa untuk Membatik

Keistimewaan dalam metode dengan bubuk asam jawa ini adalah dapat mewarnai batik dengan berbagai warna dalam sekali motif.

Liputan6.com, Jakarta -  Beragam inovasi dan terobosan muncul di masa pandemi ini. Hal itu juga dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Dharma Wanita Persatuan Kemenhub, mereka kembali menggelar kerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

Mereka mengadakan pelatihan teknik membatik dengan tamarin atau bubuk asam jawa. Pelatihan yang dilaksanakan di komplek Jalan. Widya Chandra Jakarta Selatan pada Sabtu 24 Oktober 2020 kemarin, dihadiri oleh 30 orang peserta yang memiliki minat dan bakat khusus dalam bidang seni dan kerajinan.

Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenhub sekaligus Ketua Bidang Wirausaha Baru Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Endang Budi Karya menyampaikan bahwa metode membatik dengan tamarin ini merupakan suatu inovasi baru yang sangat kreatif.

"Hari ini kami, Dharma Wanita Persatuan Kemenhub berkolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional melakukan pelatihan membatik dan mewarnai batik dengan metode yang baru," ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (26/10/2020).

"Biasanya kita menggambar dengan lilin panas, sekarang kita lakukan dengan bahan dasar yang baru yaitu tamarin atau bubuk asam jawa. Ini sesuatu yang baru, inovatif dan kreatif, karena dengan metode tamarin ini kita dapat mewarnai berbagai warna dalam sekali motif batik," lanjutnya.

Prosesnya dimulai dari mengolah biji asam jawa menjadi bubuk halus, kemudian bubuk tamarin dicampur dengan sedikit minyak nabati (mentega atau minyak kelapa) diaduk hingga menjadi pasta sedikit kental, Setelah itu digunakan untuk menggambar pola pada kain yang sudah disiapkan.

Setelah gambar pola sudah didinginkan dan dikeringkan, baru dimulai proses pewarnaan. Keistimewaan dalam metode dengan tamarin ini adalah dapat mewarnai batik dengan berbagai warna dalam sekali motif. Proses pewarnaan ini dilakukan dengan mempergunakan kuas ukuran yang beragam dari ukuran kecil sampai sedang.

Melalui pelatihan ini, Endang berharap para peserta dapat meneruskan ilmunya dengan melatih para anggota DWP Kementerian Perhubungan lainnya. Pelatihan membatik ini turut dihadiri oleh Staf Ahli Dekranas, Wignyo Rahadi yang juga seorang perancang busana.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melestarikan Budaya Asli Indonesia

"Saya berharap supaya teman-teman yang sudah mendapatkan ilmu hari ini, bisa meneruskan ilmunya kepada anggota DWP yang lain. Karena berlatih membuat batik merupakan salah satu upaya kita untuk mendukung pelestarian budaya asli indonesia," kata Endang Budi Karya.

Membuat batik dengan tamarin sebenarnya sudah cukup sering tapi sepertinya belum begitu populer. Salah satunya dilakukan Niken Apriani, seorang guru SMP di Cimahi, Jawa Barat. Ia mengajarkan teknik batik pada siswa-siswinya.

Gebrakannya dalam teknik pewarnaan batik menggunakan gutha tamarin atau serbuk biji asam, bikin proses membatik jadi lebih mudah dilakukan siswa. Setelah bereksperimen di rumahnya, Niken menularkan metoda membatik dengan gutha tamarin kepada siswa-siswinya di kelas. Ia sudah mempraktekkan teknik batik tamarin di SMPN 3 Cimahi sekitar delapan tahun.

Selain itu, ada Komunitas 22 Ibu di Bandung yang menciptakan teknik pembatikan menggunakan gutta tamarin untuk mengajak anak agar mencintai proses pembuatan batik. Dilansir dari laman merdeka.com, Senin (26/10/2020), teknik batik gutta tamarin ini diklaim sangat aman untuk anak-anak karena sifatnya yang dingin. Dibuatnya dari biji asam yang diolah dengan teknik sangat sederhana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.