Sukses

Studi: Tambah Waktu Tidur Selama 29 Menit Bantu Tingkatkan Kualitas Kinerja Esok Hari

Studi tentang kualitas tidur itu melibatkan tenaga medis yang bertugas di tengah pandemi Covid-19 sebagai responden.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak penelitian yang mengatakan bahwa tidur yang cukup dapat berpengaruh pada aktivitas keesokan harinya. Hasil studi terbaru yang dikeluarkan oleh University of South Florida (USF) baru-baru ini menyatakan bahwa seseorang perlu menambah waktu tidur normal dengan tambahan 29 menit,  guna meningkatkan kesadaran serta kualitas aktivitas sehari-hari.

Tidak seperti penelitian sebelumnya yang hanya berfokus pada kualitas atau durasi tidur, penelitian yang terbit dalam jurnal Sleep Health ini lebih fokus pada bagaimana ragam dimensi tidur malam dapat memengaruhi kesadaran sehari-hari. Melansir India Times, Selasa, 20 Oktober 2020, hasil studi membuktikan bahwa kualitas tidur yang baik dapat meningkatkan kesadaran di hari berikutnya, serta mengurangi rasa kantuk di siang hari.

Penelitian ini difokuskan pada tenaga medis di institusi kesehatan, yang saat ini kewalahan menangani kasus COVID-19. Para tenaga medis sesungguhnya sangat membutuhkan kualitas tidur optimal agar dapat lebih sigap di kegiatan esok paginya.

Namun, masalah kurang waktu tidur bagi tenaga medis sudah menjadi hal lumrah, terlebih di tengah pandemi global saat ini. Mereka terpaksa memiliki waktu kerja yang lebih lama, sehingga kehilangan kontrol atas situasi, dan dekat dengan wabah yang dapat mengancam nyawa mereka sendiri.

Oleh karena itu, pola tidur yang cukup dan memberi perhatian penuh pada tingkat kesadaran mereka sebagai gugus terdepan pandemi COVID-19 sangatlah penting. Peneliti utama dan Asisten Profesor Studi Penuaan USF, Soomi Lee, mengatakan bahwa seseorang bisa saja terjaga dan tetap waspada, tetapi belum tentu sepenuhnya berkesadaran.

"Kesadaran penuh itu lebih dari sekadar terjaga. Hal ini menunjukkan kontrol pada perhatian dan pengendalian diri yang memfasilitasi sensitivitas dan penyesuaian yang adaptif terhadap isyarat yang muncul dalam lingkungan dan internal, yang penting saat memberikan perawatan kepada pasien adalah kesadaran penuh dan kemampuan untuk mengendalikan stres dengan efektif," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengaruhi Kondisi Mental

Soomi Lee dan tim peneliti lain, bersama Moffitt Cancer Center mendata aktivitas 61 perawat selama dua minggu sebagai objek penelitian. Mereka memeriksa berbagai karakteristik pola tidur dan menemukan bahwa perawat yang memiliki waktu tidur cukup, kualitas tidur lebih baik, kesigapan yang rendah, serta durasi tidur yang lebih lama (29 menit), akan memiliki tingkat kesadaran lebih tinggi daripada biasanya.

Masa studi yang berlangsung selama dua minggu menunjukkan bahwa perawat yang berkesadaran penuh terbukti dapat mengurangi rasa kantuk mereka saat beraktivitas dan bekerja di siang harinya. Mereka juga memiliki kemungkinan 66 persen lebih kecil untuk mengalami gejala insomnia.

Peneliti juga mengukur seberapa banyak peserta memperhatikan setiap momen kesadaran harian dan bagaimana kondisi mental mereka dipengaruhi oleh pola tidur di malam hari. Peserta penelitian diminta untuk menjawab pertanyaan harian tentang kesadaran dan kantuk tiga kali sehari selama dua minggu menggunakan aplikasi smartphone, RealLife Exp.

Peserta juga mengenakan perangkat Actiwatch Spectrum selama dua minggu, untuk mengukur pola tidur dan bangun, melalui gerakan pergelangan tangan. Studi ini kemudian menyimpulkan bahwa kualitas tidur yang baik dapat meningkatkan kesadaran sehari-hari, sehingga hal ini dapat bermanfaat sangat penting bagi kesehatan pasien Covid-19 yang sedang dirawat para petugas medis.

(Brigitta Valencia Bellion)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.