Sukses

Revitalisasi Destinasi Wisata Bali, Toilet Umum Jadi Sasaran Utama

Fasilitas toilet umum di destinasi wisata seringkali diabaikan kebersihan dan kelayakannya, padahal bisa jadi sumber masalah di masa pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi memaksa orang kembali memperhatikan kebersihan dan higienitas di mana pun, tak terkecuali tempat wisata. Namun, masih sedikit destinasi yang menyediakan toilet umum yang layak digunakan. Citra bau dan tak nyaman begitu lekat sehingga wisatawan berpikir ulang saat akan mendatanginya.

Maka itu, program Revitalisasi Destinasi Wisata Bali memfokuskan pada perbaikan toilet dan fasilitas lain yang menunjang kebersihan, kesehatan, keamanan, serta kenyamanan pengunjung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Program tersebut dicanangkan dalam rangka membangun kembali pariwisata di Bali.

"Rencana akan kami mulai dari Tanah Lot Kabupaten Tabanan dan Tirtha Empul Kabupaten Gianyar," ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Baparekraf, Hari Santosa Sungkari, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Selain kedua lokasi itu, perbaikan toilet umum sudah dilaksanakan lebih dulu di wilayah Pantai Kuta. Revitaliasi tersebut merupakan salah satu prototipe Bali Rebound yang dilaksanakan pada Juni--Agustus 2020. Sekitar 500 orang terlibat dalam proyek pembenahan toilet umum sekaligus bersih-bersih destinasi wisata yang dilakukan di Pantai Kuta, Uluwatu, Pantai Pandawa, dan ITDC Nusa Dua.

"Peresmian revitalisasi toilet sekaligus jadi penanda dimulainya kegiatan Revitalisasi Destinasi Wisata Bali yang akan dilakukan di delapan kabupaten dan satu kota di Bali," ujar Hari.

Program Revitalisasi Destinasi Wisata Bali akan dimulai pada Oktober 2020 bersamaan dengan program reaktivasi industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Program tersebut merupakan upaya pemulihan ekonomi nasional untuk membantu industri perhotelan di masa pandemi Covid-19.

"Yaitu dengan menyiapkan akomodasi untuk tenaga kesehatan dan pasien konfirmasi tanpa gejala. Khusus Bali, telah disiapkan 680 kamar hotel dan sedang dalam proses penetapan MoU dan petunjuk teknis pelaksanaan," kata Hari.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kamar Isolasi di Jakarta

Sementara, pasien Covid-19 tanpa gejala mulai menempati kamar isolasi yang tersedia di sejumlah hotel di Jakarta. Fasilitas itu jadi bagian program Reaktivasi Industri Perhotelan yang dilaksanakan untuk menekan penyebaran virus corona baru.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan, bersama Kementerian Kesehatan, pihaknya mempersiapkan hal itu agar pasien tanpa gejala tak mengisolasi mandiri guna menghindari penularan di lingkungan keluarga dan sekitar. Selain pasien, program juga menyiapkan akomodasi bagi tenaga kesehatan.

"Mulai 26 September 2020 program Reaktivasi Industri Perhotelan Melalui Pendukungan Akomodasi Masyarakat Berstatus Pasien Terkonfirmasi Tanpa Gejala dan Tenaga Kesehatan sudah dimulai di Hotel Ibis Styles Mangga Dua Square dan U Stay Hotel Mangga Besar," kata Wishnutama, Senin, 28 September 2020.

Program tersebut dilaksanakan sesuai protokol kesehatan dan protokol disinfeksi di area properti hotel menurut aturan KMK No. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 dan KMK Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019. Tim kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan Tim Pengamanan dari TNI juga berjaga 24 jam di hotel-hotel terkait.

"Sampai 28 September 2020, jumlah pasien yang telah berada di Hotel Ibis Styles Mangga Dua Square sebanyak 119 orang, sementara di U Stay Hotel Mangga Besar sebanyak 94 orang," kata Wishnutama.

Kemenparekraf menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar hingga Desember 2020 sebagai dukungan layanan akomodasi berupa kamar dan makan tiga kali sehari. Kasubdit Kekarantinaan Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, dr. Benget Saragih, menyebut pihaknya sudah merekomendasikan hotel-hotel yang lolos verifikasi dan memenuhi persyaratan. Saat ini, hotel-hotel tersebut tersebar di wilayah DKI Jakarta.

"Dari daftar 30 hotel di wilayah DKI Jakarta yang sudah direkomendasikan oleh PHRI, ada 17 hotel yang sudah memenuhi syarat," ucap Benget.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.