Sukses

Jelang Hari Batik Nasional, Batik Indonesia Tampil Menawan di Runway Milan Fashion Week

Motif batik pekalongan mendominasi koleksi busana yang diperagakan di runway Milan Fashion Week.

Liputan6.com, Jakarta - Kado manis akan eksistensi batik terus berdatangan jelang perayaan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober. Salah satunya dari Maquin Couture, brand modest fashion yang merupakan delegasi tunggal Indonesia di Milan Fashion Week 2020/2021.

Lewat koleksi bertajuk "Pilgrimage", Creative Director Maquin Couture, Janice Pradipta Setyawan dan Benita Pradipta Setyawan, sukses memadankan unsur khas Eropa dan motif busana sarat makna asal Indonesia tersebut. Kombinasinya pun dibuat sedemikian rupa sehingga tak meninggalkan jati diri dari setiap budaya.

Mengutip laman Antara, Rabu (30/9/2020), motif batik pekalongan jadi aksen dominan dalam koleksi yang mejeng di runway Milan Fashion Week itu. Batik tulis ini kemudian dipadankan dengan material sutra dan katun, serta tambahan detail kulit, serta metal.

Padanan dua unsur sama-sama kuat ini dijelaskan bermaksud membuktikan bahwa batik mampu berbaur dengan aksen lain. Dalam praktiknya, busana-busana ini dipadankan dengan pembauran motif antara satu dengan yang lain.

Harmonis kombinasinya juga diupayakan lewat ragam pilihan cutting busana, seperti aksen puffy pada bagian lengan. Soal warna, keduanya memilih emas sebagai aksen dominan di kebanyakan busana dalam koleksi tersebut.

Pemanfaatannya bisa berupa aksen maupun statement tegas dalam sederet busana yang diperagakan di runway Milan Fashion Week, akhir pekan lalu. Di beberapa busana, aksen emas pun dikombinasikan kontras dengan warna lain, seperti biru elektrik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Busana Sarat Makna

Ornamen yang digunakan dalam koleksi "Pilgrimage" juga sarat akan makna. Salah satunya detail ranting dalam busana hitam berpadan emas nan selaras. Di sana, ranting diibaratkan sebagai batik yang merupakan kekuatan Indonesia dan bisa dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Pada look berbeda, Janice dan Benita pun tak ragu bermain dengan motif, filosofi gambar, serta teknik pembuatan. Kendati demikian, siluet busana tetap jadi fokus utama dalam kebanyakan busana yang dipersembahkan di panggung salah satu acara fesyen paling bergengsi tersebut.

Pembuktian kombinasi batik dengan tren busana Eropa ini diharapkan bisa membuka pintu kolaborasi dengan banyak negara. Jadi, batik Indonesia tak hanya dikenal, namun juga dicintai dan dikenakan masyarakat internasional di banyak kesempatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.