Sukses

Skandal Lisensi Pilot Palsu, Maskapai Pakistan Dilarang Terbang ke Eropa

Menteri Penerbangan Pakistan mengungkap pihaknya menemukan 262 dari 860 pilot aktif di Pakistan memegang lisensi palsu maupun curang selama ujian.

Liputan6.com, Jakarta - Regulator telah menangguhkan penerbangan Pakistan International Airlines (PIA) ke negara-negara Uni Eropa selama enam bulan ke depan. Keputusan ini diambil setelah hampir sepertiga pilot maskapai asal Pakistan tersebut dilaporkan mengantongi lisensi palsu.

Melansir laman Channel News Asia, Rabu (1/7/2020), EU Aviation Safety Agency (EASA) telah memberitahu PIA bahwa pihaknya belum yakin apakah sisa pilot maskapai ini benar-benar memenuhi syarat untuk terbang. Juga, telah kehilangan kepercayaan pada pihak maskapai.

Suspensi ini merupakan pukulan bagi PIA setelah Menteri Penerbangan Pakistan minggu lalu memberitahu parlemen tentang penemuan mengejutkan. Ulasan yang dilakukan pemerintah menemukan 262 dari 860 pilot aktif memegang lisensi palsu maupun curang selama ujian.

Lebih dari setengahnya ditemukan di PIA. Karenanya, pihak maskapai segera mengambil keputusan tak mengizinkan terbang bagi 141 dari total 434 pilot mereka.

EASA mengatakan, pihaknya telah menangguhkan PIA dan maskapai privat Pakistan yang lebih kecil. Keputusan ini berkaca pada laporan yang disampaikan parlemen negara Asia Selatan tersebut.

Berdasarkan keterangan juru bicara PIA, Abdullah Khan, pada AFP, pihaknya tengah mempertimbangkan naik banding terkait perkara temuan lisensi pilot palsu. Padahal, maskapai ini baru saja membuka kembali penerbangan ke beberapa negara Eropa, termasuk Paris, Milan, dan Barcelona.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sempat Punya Reputasi Baik

PIA sendiri telah memberlakukan penerbangan internasional terbatas sebagai dampak dari pandemi. Saat membuka kembali penerbangan domestik bulan lalu, maskapai ini mengalami kecelakaan dengan dugaan penyebab kesalahan pilot yang merenggut nyawa 98 orang.

Kendati Britania Raya bukan lagi bagian dari Uni Eropa, penerbangan ke negara itu pun bakal ditangguhkan juga, menurut Khan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memberitahu parlemen bahwa ia akan melakukan pembaruan di PIA, beserta institusi pemerintah lain. "Saya memberi tahu pada negara saya, kita tak punya pilihan lain. Pembaruan tak lagi bisa dihindari," ucapnya.

Menteri Penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar Khan berjanji restrukturisasi PIA akan rampung pada akhir tahun ini. PIA tercatat punya 31 pesawat dengan total 14,5 ribu pegawai.

Sampai tahun 70-an, maskapai ini punya reputasi baik sampai masalah keuangan disebut-sebut jadi biang kerok performa PIA memburuk hingga mencatatkan sejumlah kejadian nahas, seperti kecelakan bulan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.