Sukses

Cerita Akhir Pekan: Ramai-Ramai Kembali ke Dapur Rumah

Selain mengisi waktu, ada makna lain dari banyaknya orang yang memasak selama di rumah aja.

Liputan6.com, Jakarta - Perubahan gaya hidup di tengah pandemi corona Covid-19 memang tak terbantahkan. Imbauan untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah saja guna menekan jumlah kasus, memaksa banyak orang lebih kreatif dan memutar otak dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk kembali ke dapur.

Psikolog klinis Kasandra Putranto melihat kondisi ini menekan banyak sektor, tak terkecuali industri pariwisata seperti hotel, restoran, toko secara fisik, hingga industri hiburan seperti stasiun televisi dan panggung.

"Yang tidak mati adalah perdagangan barang-barang termasuk di dalamnya adalah makanan sehari-hari," kata Kasandra saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 29 April 2020.

Situasi tersebut membuat banyak orang yang di rumah saja memilih untuk memasak makanan sendiri. Dikatakan Kasandra, langkah ini diambil karena dapat menghemat pengeluaran serta memastikan kebersihannya.

"Efek positif dari memasak tentu saja sebagai pengalihan dari kondisi tertekan seseorang supaya bisa tetap aktif dan produktif. Mungkin bisa dimakan sendiri atau bahkan bisa dijual untuk menambah penghasilan," lanjutnya.

Kasandra mengungkapkan, satu-satunya yang masih dapat berjalan dan tidak mungkin dihentikan di masa krisis ini adalah pelayanan penjualan bahan kebutuhan pokok, kesehatan dan jasa primer seperti air dan listrik.

"Banyak keluarga di Indonesia yang terpukul oleh kondisi ini, memasak tidak hanya bermanfaat untuk kebersamaan keluarga tetapi juga untuk potensi memperoleh penghasilan," kata Kasandra.

"Banyak orang yang akhirnya menekuni kegiatan memasak dan kuliner sebagai alternatif ketika usaha sebelumnya ditekuni kandas karena Covid," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Trik Dapatkan Rasa Pas

Memasak menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilirik bagi mereka yang di rumah saja. Kegiatan ini tak hanya dapat mengatasi kejenuhan, tetapi juga menghemat pengeluaran.

Bicara soal masak, Chef Deny Gumilang mengatakan saat ini telah ada banyak rekomendasi bagi mereka yang ingin membuat ragam hidangan. Teknologi turut memudahkan pencarian hidangan sesuai selera.

"Sekarang orang banyak yang mau bikin makanan search di Google atau melihat YouTube yang sudah banyak videonya. Sudah lebih banyak referensi," kata Chef Deny saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 1 Mei 2020.

Sementara untuk menu yang mudah dibuat, runner-up MasterChef Indonesia Season 4 ini memberi contoh makanan praktis seperti ayam goreng. Adapun pembuatannya dilakukan dengan membaluri ayam dengan tepung.

"Tapi ada tekniknya biar bagus. Triknya ayam dibumbui dulu dengan tepung, garam, merica, pakai bubuk cabai juga boleh. Adonan balut tepung lebih crispy pakai baking powder dan lebih berbumbu dengan bubuk bawang putih," tambahnya.

Chef Deny melanjutkan, proses selanjutnya tepung yang basah untuk celupan diberi air hingga agak encer. Setelah ayam dibumbui kemudian dicelup dengan yang sudah dicampur air lalu angkat dan dibalut di tepung terigu sampai berbalur.

"Masukkan lagi ke adonan basah, ke tepung dibalur sampai keriting," ungkapnya.

Selain itu, Chef Deny menyebutkan saat membuat main course yang perlu diperhatikan adalah seasoning. "Sesuai dengan selera masing-masing. Intinya seasoning menurut kita," katanya.

"Memasukkan seasoning di akhir dan kasih sedikit-sedikit dan coba, jangan langsung. Kalau keasinan tambah air misalnya buat sup atau makanan berkuah, kalau kemanisan tambahkan liquid, menambah volume untuk menetralisir," tutupnya.

3 dari 4 halaman

Hobi Masak

Lebih produktif dalam hal memasak di masa pandemi corona Covid-19 juga turut dirasakan oleh creativepreneur di Jakarta, Ririnu Yuka. Bekerja di rumah selama berjam-jam tak jarang dirinya dilanda kejenuhan.

"Aku memang hobi masak, sebelumnya enggak sesering ini karena benar-benar di rumah aja hanya kerja jadi aku explore hobi masak siapa tahu enak dan coba-coba resep baru dan berguna ke depannya," kata Yuka kepada Liputan6.com, Jumat, 1 Mei 2020.

Sebagai pecinta daging sapi, dikatakan Yuka, ia mengeksplorasi resep-resep seperti kerap membuat sajian swedish meatball hingga saikoro steak.

"Untuk sausnya aku bikin saikoro steak tapi bikin pakai bumbu yang benar-benar ala Jepang pakai jahe. Bumbu topping pakai creamy mushroom jadi white sauce gitu. Kalau dessert sering banget bikin puding regal," tambahnya.

Yuka tak jarang memasak menu-menu simpel seperti kroket karena mudah dibuat dan dapat disimpan. "Once aku lagi malas masak, aku tinggal goreng atau bikin yang instan misalnya chicken wings yang sudah aku marinate dengan bumbu sendiri disimpan di kulkas tinggal goreng," jelasnya.

"Atau buat scrambled egg itu gampang juga. Kadang kalau mau makan sehat pakai yogurt, granola, susu almond di-mix jadi satu dan tinggal makan, sesimpel itu. (Masak sendiri) kita bisa tahu bahan-bahannya apa saja apalagi di kondisi sekarang ini," ungkap Yuka.

Soal referensi menu baru, disebutkan Yuka, ia tak pernah mencari dari aplikasi karena menurutnya pembuatan makanan itu harus berani eksplorasi dengan menambahkan bumbu-bumbu.

"Biasanya aku cara di Instagram aku lihat dari fotonya, bahan dasarnya apa, misalnya telur, cocoknya rasanya gimana bisa ditambahin apa. Aku orangnya (memasak) bukan ditakar bumbu jadi dikira-kira aja dengan insting dengan cari bumbu sendiri," tutupnya.

4 dari 4 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.