Sukses

Sempat Disambut Heboh Gubernur, Rombongan Turis China Diminta Pulang Lebih Cepat dari Sumbar

Masyarakat Sumbar berharap para turis China bisa segera dipulangkan karena berpotensi meningkatkan risiko terjangkit virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Kontroversi kedatangan turis China di Sumatera Barat (Sumbar) masih berlanjut. Kedatangan sekitar 150 wisatawan asal China menimbulkan polemik karena dikhawatirkan bisa menyebarkan virus corona yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut.

Mereka mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang, Sumatera Barat pada Minggu, 26 Januari 2020. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

Penyambutan tersebut jadi menghebohkan karena terjadi di saat virus corona diberitakan sudah menyebar ke banyak negara. Masyarakat Sumbar terang-terangan menolak kedatangan turis tersebut karena berpotensi meningkatkan risiko terjangkit virus Corona yang berasal dari Wuhan, China.

Dilansir laman Jawa Pos, Senin (27/1/2020), penolakan itu terjadi di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Tanah Datar, Batusangkar.Di Bukittinnggi, para turis China itu akan menikmati kunjugan ke Jam Gadang, Ngarai Sianok, dan sejumlah objek wisata lainnya, pada Minggu, 26 Januari 2020.

Namun rencana itu batal karena masyarakat setempat khawatir para turis tersebut terpapar virus korona dan tertular ke warga setempat. Perlakuan serupa juga dialami turis Tiongkok Kabupaten Tanah Datar. Ratusan wisatawan itu semula dijadwalkan menyaksikan menyaksikan kegiatan pacu jawi di Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Senin (27/1/2020). Namun agenda itu batal mereka saksikan.

Lalu bagaimana nasib para turis tersebut? Berita terbaru dari Antara, Senin (27/1/2020), biro perjalanan wisata Coco's Tour, yang mendatangkan mereka, memutuskan untuk menginapkan semua tamu di salah satu hotel di Padang setelah adanya keresahan dan kekhawatiran dari sejumlah pihak.

"Setelah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, baik Dinas Pariwisata hingga Kepolisian, kami memutuskan untuk menginapkan para tamu di hotel," kata Perwakilan Coco's Tour Yunando di Padang, Senin (27/1/2020).

Menurut dia, penolakan sejumlah pihak karena khawatir terhadap penyebaran virus corona merupakan ujian yang harus dihadapi selaku pelaku pariwisata.

"Kami bisa memahaminya, namun rencana mendatangkan para turis sudah jauh hari digagas, dan kami juga tidak menduga ada kejadian virus ini," ujarnya. Yunando menambahkan, para turis ini sudah diajak ke Kota Pariaman untuk menyaksikan Sekolah Beruk serta ke Kota Bukittinggi. "Untuk ke Bukittinggi sudah dibawa ke Panorama dan Lubang Jepang," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dibawa ke Padang

Namun, untuk perjalanan lanjutan seperti ke Kabupaten Tanah Datar akhirnya dibatalkan dan semua tamu dibawa langsung ke Padang. Ia mengharapkan para turis tidak ada yang komplain karena berubahnya jadwal perjalanan.

"Mereka mengatakan selama berkunjung ke Indonesia, hanya di Sumbar yang dapat sambutan luar biasa, makanannya sederhana tapi rasanya mewah," ungkapnya.

Untuk rencana pemulangan turis asal China lebih awal karena desakan sejumlah pihak, ia mengatakan, hal itu bukan perkara yang mudah. Menurut dia, proses tersebut paling cepat membutuhkan waktu dua hari karena banyaknya prosedur dan perizinan yang harus dilalui, mulai dari Kementerian Pariwisata, Kedutaan Besar China, Imigrasi, Angkasa Pura II hingga maskapai.

Ia memastikan kedatangan gelombang wisatawan selanjutnya asal China ikut dibatalkan karena situasi tidak kondusif.

"Kami rugi ratusan juta karena untuk penerbangan saja disubsidi hingga Rp1,5 juta per orang dan itu dibayar tunai di awal kepada maskapai," kata Yunando.

Meski demikian, ia menginginkan kejadian ini tidak menyurutkan agen perjalanan di China untuk mempromosikan wisata di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya. Terkait dengan kondisi turis saat ini, ia menyampaikan, semuanya dalam keadaan sehat dan tidak ada yang sakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.