Sukses

Temuan KLHK Terkait Banjir dan Longsor di Jabodetabek dan Lebak

Kementerian LHK menjelaskan tentang banjir dan longsor di Jabodetabek dan Lebak. Mereka menyarankan untuk menanam pohon bidara laut dan vetiver.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendapatkan temuan penting, terkait banjir dan longsor yang terjadi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta di Lebak, Banten, pada awal Januari 2020.

Menurut mereka, intensitas hujan mencapai 370 milimeter (mm) yang terjadi dalam satu malam. Curah hujan itu setara dengan hujan selama dua bulan.

"Jadi, sungai seharusnya tidak boleh dibangun untuk tempat tinggal," ujar peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Chairil Anwar Siregar kepada Liputan6.com di kantor KLHK, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

Sementara itu, penyebab banjir dan longsor di Bogor dan Lebak penyebabnya ada tiga hal. Pertama, tanah berada dalam posisi lereng. Kedua, di dalam tanah itu ada bidang luncur. Ketiga, curah hujan tinggi sekali hingga mengakibatkan bidang luncur itu menjadi licin sehingga terjadi longsor.

"Jadi, jangan mendirikan bangunan di lereng karena bahaya menanti di sana. Sebagai peneliti, saya menyarankan agar tidak mendirikan bangunan di lereng. Saya kira prinsipnya seperti itu," ujar Chairil.

Semakin banyak bangunan di lereng-lereng, maka akan makin sedikit air yang masuk ke dalam tanah. Akibatnya, air limpasan (run off) yang berasal dari air hujan yang mengalir di atas permukaan semakin tinggi.

"Run off yang tinggi mempunyai daya rusak, hingga bisa mengakibatkan longsor," tegas Chairil.

Untuk mencegah itu, maka perlu penanaman pohon. Semakin banyak pohon yang ditanam akan lebih baik. "Bagus itu, agar bisa menginfiltrasikan air. Apa saja tanamannya, tanam saja sehingga air tidak liar menjadi aliran permukaan," kata Chairil.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanam Pohon Mencegah Banjir

Sementara itu, peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Litbang dan Inovasi (LBI) KLHK, Budi Hadi Narendra mengungkapkan perlu dilakukan teknik soil bioengieering untuk menstabilkan kelerengan.

Metode tersebut untuk menutupi permukaan lereng yang terbuka dengan tanaman agar akar tanaman dapat meningkatkan kosehi tanah. Selain itu, akar dapat menyerap air dalam tanah melalui proses transpirasi sehingga dapat menurunkan tegangan air pori.

Budi menyampaikan, peranan akar pohon sebagai pencengkraman juga dapat memberikan kestabilan tanah pada lereng.

Tanaman yang cocok ditanam di daerah rawan longsor yaitu bidara laut dan vetiver. Bidara laut cocok untuk lapisan atas, sedangkan vetiver untuk lapisan bawah.

“Jenis pohon ini (bidara laut) ukurannya juga tidak besar sehingga tidak terlalu membebani lereng. Akan lebih bagus dikombinasikan dengan vetiver, karena akan membentuk kanopi berstrata atau bertingkat, yaitu tajuk vetiver di lapisan bawah dan bidara di lapisanatas. Tajuk yang berstrata juga akan lebih berperan efektif dalam pengurangan erosi,” papar Budi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.