Sukses

Restoran Cepat Saji Semprot Warganet yang Pertanyakan Keputusan Pekerjakan Teman Tuli

Keputusan restoran cepat saji pekerjakan teman tuli dipertanyakan sebagai cara pemasaran yang undang empati publik.

Liputan6.com, Jakarta - Skeptis tentang cara pemasaran sebuah produk atau merek memang sudah sebegitu lama mengakar. Hal ini jugalah yang tampak ketika sebuah outlet restoran cepat saji, Burger King, di Bali mempekerjakan teman tuli.

Orang-orang berkebutuhan khusus ini dipercayakan bekerja sebagai kasir yang sekaligus mencatat pesanan pelanggan. Keputusan ini kemudian menimbulkan pertanyaan dari salah satu pengguna Twitter.

Lewat sebuah kicauan, pemilik akun @chillisauceabc mempertanyakan, apakah langkah mempekerjakan teman tuli yang diambil restoran cepat saji ini harus dihormati atau menganggapnya sebaga langkah pemasaran untuk merenggut empati publik.

"Ini bukan cara pemasaran. Keputusan ini hanya bukti kesetaraan hak untuk semua orang agar mendapat pekerjaan yang layak. Terima kasih untuk pertanyannya," tulis pihak Burger King Indonesia menganggapi kicauan tersebut.

Sebagai bukti keseriusan komitmen ini, pihak restoran cepat saji telah memodifikasi konter pelayanan dengan memajang tanda yang memberi tahu bahwa karyawan mereka adalah salah satu teman tuli.

Sebagai ganti, konsumen diminta untuk menujuk pesanan yang dikehendaki. Sebagai tambahan, pihak restoran cepat saji juga memajang beberapa gerakan bahasa isyarat dasar untuk berkomunkasi dengan karyawan mereka yang berkebutuhan khusus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Balik Keputusan Mempekerjakan Teman Tuli

Keputusan yang diambil restoran cepat saji tersebut, melansir dari Bored Panda, Selasa (10/9/2019), merupakan cara merespons kesetaraan, termasuk di Bali. Ada sebuah desa di Bengkala yang acap kali disebut Desa Kolok, di mana kebanyakan warganya tuli sejak lahir.

Sampai sekarang, sekitar tiga ribu warga Bengkala tercatat tuli sejak lahir. Angka yang sangat tinggi ini disebutkan terjadi karena faktor keturunan yang sudah sampai lebih dari tujuh generas. Selama betahun-tahun, penduduk desa menyakini fenomena ini sebagai kutukan.

Lambat laun, gaya hidup bagi para tema tuli pun diadaptasi, mulai dari berbicara dengan tangan, sampai tetap memperjuangkan kesetaraan mereka dengan warga Bali yang lain.

Melihat upaya ini, Burger King Indonesia membuka jalan untuk memberi kesetaraan kesempatan bekerja bagi semua orang, termasuk para teman tuli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.