Sukses

Antisipasi Indonesia Menjadi Pasar Terbesar Industri Game

UniPin memberikan solusi bagi para penggunanya yang kesulitan melakukan top-up atau membeli voucher game ke game yang mereka inginkan.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kesulitan yang kerap dialami para online gamer adalah kesulitan untuk memperoleh voucher game fisik karena ketersediaannya di warnet yang sangat terbatas. Distribusi voucher game yang tidak merata juga menjadi salah satu hambatan membeli voucher untuk menambah saldo di video game yang mereka mainkan.

Selain kesulitan mendapatkan voucher game, para gamer juga sering dihadapkan dengan sulitnya melakukan pembayaran kredit game yang mereka beli secara online.

Umumnya publisher game mewajibkan metode pembayaran voucher game dengan menggunakan kartu kredit. Padahal sampai saat ini jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia masih terbilang rendah, di bawah angka 5 persen dari total 250 juta penduduk Indonesia.

Kesulitan itu sangat dipahami Ashadi Ang, CEO UniPin. Atas dasar itu pula ia mendirikan UniPin. Nama tersebut sudah tidak asing lagi ditelingagamer Indonesia. Startup di bidang payment-gateway atau portal pembayaran ini berhasil memberikan solusi bagi para penggunanya yang kesulitan melakukan top-up atau membeli voucher game ke game yang mereka inginkan.

Mengantongi lebih dari 10 ribu katalog dari 500 penerbit game baik lokal maupun luar negeri, UniPin berhasil menjembatani publisher game dengan para penggunanya lewat layanan Application Programming Interface (API) milik mereka yang terintegrasi ke setiap publisher game. Dengan layanan tersebut, para gamer memiliki banyak keuntungan jika membeli voucher lewat UniPin.

Dengan satu akun UniPass, pengguna bisa membeli voucher game UniPin untuk melakukan top-up ke berbagai game yang berada di jaringan UniPindalam berbagai nominal dari Rp10 ribu hingga Rp500.ribu.

Gamer hanya perlu melakukan registrasi untuk mendapatkan UniPass dan menggunakan layanan yang terdapat di UniPin. Di sana pengguna bisa membeli berbagai macam kredit game seperti Mobile Legends, PUBG, Rules of Survival, Free Fire hingga membayar kredit game konsol yang dikelola oleh prinsipil macam Playstation Network Cards.

UniPin mempunyai mata uang tersendiri yang disebut UniPin Credit.Nilai 1 UniPin Credit setara dengan nilai 1 Rupiah mata uang Indonesia.Jika kalian menukarkan Rp100 ribu, maka kredit yang diterima juga senilai 100 ribu UniPin Credit.

Untuk memanjakan penggunanya, UniPin juga mempunyai produk yang mereka beri nama UniPin gift card. Dalam gift card tersebut terdapat serial number dan pin yang bisa digunakan untuk menambah saldo di akun pengguna.Gift card ini bisa didapatkan di reseller resmi UniPin, seperti Blibli.com.

Kemudahan transaksi juga diberikan UniPin untuk memanjakan pengguna layanan mereka. Karena jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia terbilang rendah, untuk mendistribusikan voucher game ke penggunanya, UniPin bekerjasama dengan Indomaret, yang memiliki lebih dari 16.000 gerai di seluruh penjuru Indonesia untuk memudahkan penggunanya melakukan pembayaran.

Mengingat persentase penggunaan uang tunai di Indonesia terbilang cukup tinggi, berada di angka 70 persen.Terobosan yang dilakukan oleh UniPin ini cukup membantu gamer melakukan transaksi pembayaran.

Selain dapat membayar di jaringan mini-market seperti Indomaret dan Alfamart, user UniPin juga bisa bertransaksi di marketplace seperti Blibli.com, ATM Bersama, SerbaPay, Sakuku dan transfer antar bank.

Selain metode pembayaran di atas, perusahaan yang berada di bawah naungan PT. 24 Jam Online ini juga menawarkan opsi pembayaran voucher game lewat pemotongan pulsa. UniPin bekerja sama dengan beberapa provider lokal seperti Telkomsel, XL, Tri dan Indosat untuk memudahkan penggunya melakukan transaksi pembayaran.

Dengan keunggulan dalam metode pembayaran yang tersedia dalam berbagai opsi dan memudahkan penggunanya untuk melakukan transaksi, UniPin telah dipercaya melayani lebih dari 15 juta gamer di seluruh Indonesia. Sedikitnya 6 proses transaksi terjadi setiap detiknya di sistem pembayaran UniPin yang menghasilkan revenue 1 juta dolar AS per bulan.

Ekspansi UniPin di Asia Tenggara

Asia Tenggara merupakan kawasan dengan pertumbuhan game paling pesat di dunia. Dengan tingkat penetrasi internet yang baru mencapi 48 persen, dua pertiga pendapatan game di wilayah Asia Tenggara datang dari mobile game. Makin terjangkaunya harga telepon seluler membuat industri mobile game berkembang cukup pesat di kawasan Asia Tenggara.

Meski begitu, belum ada publisher game dari Asia Tenggara yang mampu menguasai pasar di wilayah ini. Publisher game seperti Tencent, Moonton, and NetEase masih menguasai pasar di Asia Tenggara, disusul Sea Group (Garena) yang merilis beberapa game milik Tencent di Asia Tenggara.

Indonesia dianggap sebagai salah satu negarayang mempunyai potensi sebagai salah satu pasar besar di industri mobile game dalam lima tahun ke depan. Dengan bonus demografi jumlah populasi terbesar ke empat di dunia dan tingkat penetrasi internet yang terus meningkat pesat. Indonesia dianggap mempunyai semua prasyaratnya untuk mejadi bidiikan pasar di industri mobile game kawasan Asia Tenggara.

Tantangan industri mobile game di Asia Tenggara juga cukup beragam.Selain faktor latar belakang, budaya serta bahasa yang berbeda, kecuali Singapura, tingkat penetrasi kartu kredit di wilayah Asia Tenggara terbilang sangat rendah.

Meski begitu penggunaan mobile payments di negara Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir meningkat pesat. Penggunaan internet banking dan pembayaran elektronik menggunakan e-wallet seperti Go-Pay, GrabPay dan DragonPay menjadi hal yang lumrah dilakukan.

Menyadari bahwa potensi industri game dan pembayaran digital di kawasan ini sangat bagus dan berkembang pesat, bermodal pengalaman mengelola pasar game di Indonesia, UniPin melakukan ekspansi ke beberapa negara di Asia tenggara seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja dan Myanmar.

Filipina menjadi negara pertama yang dipilih UniPin sebagai gerbang pintu masuk untuk menguasai pasar Asia Tenggara. Di negara bekas jajahan Spanyol ini, UniPin menggandeng Mobile Legends, SM Cyberzoneserta TNC Philippine Holdings Incsebagai partner mereka untuk melebarkan sayap di Filipina.

Indonesia diperkirakan akan menjadi pasar terbesar di industri game, termasuk mobile game dalam lima tahun ke depan. Wajar jika UniPin merasa optimis dapat menguasai pasar di Filipina setelah dalam sembilan tahun terakhir berhasil menaklukan pasar Indonesia yang terbilang unik.

Sadar bahwa esports adalah denyut nadi dari industri game, untuk menggaet customer, Tahun ini, UniPin menggelar turnamen kualifikasiSouth East Asia Cyber Arena (SEACA) di Filipina dan Malaysia. Kualifikasi SEACA Filipina akan diselenggarakan pada Agustus 2019, yang disusul dengan babak kualifikasi SEACA Malaysia pada September 2019 mendatang.

Tim terbaik di dua kualifikasi tersebut nantinya akan berhadapan dengan tim- tim kelas internasional dari Singapura, Vietnam, Thailand, Kamboja, Myanmar dan Indonesia dalam main event SEACA 2019 di Jakarta pada 8-10 November 2019.

Tahun lalu, gelaran SEACA 2018 berhasil menarik minat ribuan penonton untuk hadir menyaksikan turnamen esports ini. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Triawan Munaf, dan Sekretaris Kabinet Indonesia, Pramono Anung Wibowo juga turut hadir memeriahkan turnamen esports kelas internasional tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.