Sukses

Cerita Akhir Pekan: Mengulik Sejarah Aksesori, dari Kalung sampai Topi

Beberapa aksesori dulunya acap kali dikenakan untuk menunjukkan kelas sosial seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Membuat busana yang sudah sebegitu cantik jadi makin menawan, menambah sentuhan yang dirasa kurang dalam sebuah penampilan. Ya, seperti pakaian, aksesori juga punya peran besar dalam keseluruhan look seseorang.

Barang-barang pelengkap tampilan ini sudah jadi bagian dari dunia fashion sejak sebegitu lama. Keberadaan mereka bahkan bisa dipertimbangkan sebagai salah satu bukti peradaban dunia dengan segala cerita di baliknya,

Mengulik sejarah beberapa aksesori lumrah seperti kalung, anting, gelang, dan topi tentunya jadi menarik. Berikut ulasan lengkapnya seperti dilansir Liputan6.com, Sabtu, 10 Agustus 2019, dari berbagai sumber.

Kalung

Aksesori satu ini dipercaya telah hadir sejak 40 ribu tahun silam. Catatan kalung tertua terbuat dari kerang, gigi, tulang-tulang kecil ,ukiran kayu, batu, dan berbagai eleman alam lain. Beberapa di antaranya bahkan ditemukan dalam material berharga, seperti terumbu karang merah dari Laut Mediterania.

Ketika logam mulai dikenal, penemuan ini jadi opsi lain bahan pembuat kalun. Kalung kuno dari Mesir dikenal sebgai aksesori yang cukup rumit. Mereka awalnya hanya dipakai bangsawan dan orang-orang penting.

Kalung dengan batu-batu pertama berharga tercatat kali pertama dikenakan penduduk Roma. Sampai akhirnya secara konsan popularitas kalung naik dan terus berkembang sejak abad ke-14.

Pada abad pertengahan, kalung sering kali diidentifikasi sebagai representasi status sosial masyarakat Eropa. Material seperti emas, silver, mutiara, dan permata jadi yang paling populer dipilih saat itu, bahkan sampai sekarang.

Keberadaan bahan-bahan ini acap kali dijadikan sebagai simbol kesejahteraan, glamor, dan memiliki nilai lebih. Anggapan inilah yang membuat aksesori satu ini diproduksi tak hanya untuk acara-acara penting, tapi juga untuk keseharian. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Eksistensi Gelang

Di samping kalung, gelang juga tercatat sebagai salah satu aksesori paling tua di dunia. Pelengkap peampilan satu ini pertama kali ditemukan di Turki pada 7.500 tahun sebelum Masehi terbuat dari batu obsidian.

Di waktu-waktu awal, gelang tak semata aksesori yang lumrah dipakai perempuan, tapi juga lelaki. Beberapa gelang terbuat dari emas yang biasanya berdesain polos dan perunggu dengan desain lebih rumit.

Pada era Mesir kuno, gelang biasanya teruat dari emas, sementara di masa Yunani Kuno material tak jadi konsenterasi utama. Yang lebih trendi saat itu adalah bentuk, di mana kebanyakan spiral bak ular melingkar dengan kepala singa atau banteng sebagai detail.

Bertahun setelahnya, gelang digunakan para lelaki untuk melindung diri dari serangan pedang musuh. Bukan di pergelangan, pemakaian jenis gelang dengan fungsi ini biasanya di lengan.

Plastik menjelma jadi material gelang pada abad ke-20 dengan bentuk dan warna lebih meriah. Sasaran pasarnya adalah anak-anak dan remaja. Keberadaannya sangat populer dengan sebutan gelang persahabatan di tahun 80-an.

3 dari 4 halaman

Anting dan Sejarah di Baliknya

Pada 1500 tahun sebelum Masehi, para arkeolog menemukan, anting dipakai tak hanya oleh perempuan, tapi juga lelaki. Pada milenum pertama sebelum Masehi, orang-orang Yunani memakai anting sebagai tanda kemakmuran.

Anting mulai bervariasi ketika orang-orang Roma mulai memakai batu berwarna sebagai bahan. Aksesori ini sempat terlupakan di abad 11 sampai awal 16, lantaran penata gaya cenderung menutupi telinga sama sekali.

Anting 'hidup kembali' setelah jadi aksesori yang lumrah dipakai bangsawan Inggris di akhir abad 17. Perannya sebagai pelengkap penamplan kala itu membuat anting berdesain lebih enteng dan simpel.

Praktik menindik telnga untuk memakai anting mulai kembali booming di tahun 1950. Ratu Elizabeth jad salah satu tokoh yang menyontohkan dengan acap kali memakai anting bertahta permata di banyak kesempatan.

Pada tahun 70-an, anting kembali sangat ppuler dan kembali dikenakan lelaki. Mereka yang kala itu berani memakai aksesori satu ini biasanya adalah pelaut, anggota band musik, dan kelompok-kelompok kriminal.

Tindikan lebih dari satu juga populer di tahun ini. Seiring waktu, tipe dan gaya anting berubah. Aksesori ini kemudian menjelma jadi cara orang berekspresi dan merepresentasikan diri di ranah umum, terlepas dari jenis kelaimn dan standar moral.

4 dari 4 halaman

Topi yang Sangat Lekat dengan Keluarga Kerajaan

Topi pertama tercatat dipakai lelaki bernama Otzi yang tubuhnya ditemukan membeku di sebuah gunung pada tahun 3.300 sebelum Masehti. Ia tampak memakai topi bulu yang sekarang banyak dikenakan di Rusia saat musim dingin.

Di zaman Mesir kuno, orang-orang kelas atas memakai topi untuk membuat kepala mereka tak kepanasan. Selama abad pertengahan, topi merupakan aksesori penting yang menunjukkan kelas sosial seseorang.

Pada abad ke-16, perempuan telah memiliki model topi yang berbeda dengan para lelaki. Topi dengan detail lebar di bagian bawah mulai dikenakan di abad ke-19. Kala itu desainnya berkembang jadi makin besar dan didekorasi dengan bunga dan pita.

Di Inggris, tradisi memakai topi di acara balapan kuda bermula di Royal Ascot’s Royal Enclosure. Ya, bangsawan Inggris memang dikenal lewat tradisi memkai topi yang sampai sekarang terus mereka pertahankan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.