Sukses

Buka Puasa di Gereja di Uni Emirat Arab, Sebuah Pesan Cinta dan Damai

Sebuah gereja di Uni Emirat Arab (UEA) menggelar buka puasa bersama yang dihadiri umat Hindu, Islam, dan Kristen.

Liputan6.com, Jakarta - Beragam peristiwa terjadi selama Ramadan  di berbagai belahan dunia. Salah satunya tentang buka puasa bersama di gereja St. Luke Angelican di Ras Al Khaimah, Uni Emirat Arab (UEA).

Buka puasa bersama tersebut sejalan dengan visi UEA yang menyebut tahun 2019 sebagai Tahun Toleransi. Buka puasa ini merupakan yang pertama dilakukan di UEA.

Seorang ekspatriat dari Kerala, menyempatkan diri merayakan Ramadan dan mengambil bagian dalam buka puasa bersama di gereja St. Luke Anglican.

Pimpinan tiga agama, Hindu, Kristen, dan Muslim datang bersama. Mereka menyebarkan pesan perdamaian, cinta, dan harmoni, di antara komunitas ekspatriat di UEA.

Kegiatan bertema "Vishu Easter and Iftar Meet" yang dirancang oleh RAK Knowledge Theatre yang menghubungkan dengan komunitas lain termasuk, Pusat Kebudayaan Muslim Kerala yang berada di UEA

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Salat di Gereja

Seorang pendeta Hindu Swami Sandeep Andagiri sengaja datang dari Kerala untuk menyampaikan pesan cinta dan perdamaian di acara tersebut.

"Sangat mengerikan hidup dalam kebencian dan kekerasan. Negara bagian Kerala di India sebagian besar sekuler. Dan saya di sini menyebarkan pesan ini di Iftar khusus. Saya belum pernah melihat peristiwa seperti ini di mana umat Islam berbuka puasa dan melakukan salat usai Iftar di dalam gereja," kata Anandagiri seperti dilansir gulfnews.com, Selasa, 14 Mei 2019.

Pastor Kent Middleton yang berasal dari Afrika Selatan mengatakan antusias menjadi tuan rumah buka puasa tersebut. Ke depan, ia akan menggelar acara serupa secara teratur.

Sementara itu, Saidalavi Thayatt, sekretaris jenderal Pusat Kebudayaan Muslim Kerala mengatakan, agenda utama malam itu adalah untuk merayakan Ramadan dan mengambil bagian dalam Iftar sebagai satu komunitas besar.

"Tidak ada hambatan karena semua orang duduk bersama dan menikmati Iftar. Setelah makan, semua orang melakukan salat di dalam gereja. Itu benar-benar momen yang hebat,” tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.