Sukses

Kuliner Malam Jumat: Mencicipi Mi Nyemek Bu Siti yang Ramai Pembeli

Mi Nyemek Bu Siti ramai pembeli, pelanggannya tak hanya datang dari Yogyakarta, tapi juga dari luar daerah.

Liputan6.com, Jakarta – Yogyakarta jadi salah satu destinasi wisata yang masih digemari banyak orang. Selain keindahan alamnya, Yogya juga memiliki banyak lokasi wisata kuliner. Salah satunya, Mie Nyemek Bu Siti.

Warung yang terletak di Jalan Sisingamangaraja No.39, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, terbilang tak pernah sepi pembeli. Saat Liputan6.com berkunjung ke warung tersebut akhir November 2018 lalu, warung mi tersebut terlihat ramai pengunjung dan mengantre.

"Saya sudah empat kali makan mi di sini. Saya biasanya mampir makan di sini setelah pulang kerja," kata Baskara Ratih.

Perempuan berhijab ini sengaja memesan mi kesukaannya, mi goreng nyemek yang sedikit berkuah. Selain rasanya yang lezat, Ratih juga suka karena rasanya gurih dan pedas. Tambahan telur ayam atau telur bebek makin membuat mi racikan Bu Siti kian lengkap.

"Taburan bawang gorengnya menambah kenikmatan mi saat disantap. Saya biasa memesan mi goreng," kata perempuan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah Mie Nyemek Bu Siti

Dinamakan Mie Nyemek Bu Siti, karena memang warung ini pertama kali dirintis oleh perempuan bernama Siti Fatimah. Warung tersebut didirikan pada 2002 lalu.

"Modalnya hanya 500 ribu rupiah saat awal warung ini dibuka. Pembelinya juga hanya sedikit. Paling satu karton sehari. Satu karton itu 40 bungkus mi instan," tutur Siti Artani, adik Siti Fatimah.

Selain mahasiswa, pelanggan Mie Nyemek berasal dari berbagai daerah di Indonesia, terutama mereka yang liburan ke Yogyakarta. Mereka penasaran ingin mencoba mi racikan Bu Siti. Masalah harga, tak perlu khawatir akan menguras kocek pembeli. Mereka cukup mengeluarkan uang 10 ribu hingga 14 ribu rupiah.

Pada 2014 lalu Siti Fatimah meninggal dunia. Usaha warung ini diteruskan oleh adiknya itu dan tetap menggunakan nama yang sama. Mereka tak mengubah nama warung tersebut.

"Alhamdulillah, nama depan saya sama. Saya Siti Artani, sedangkan almarhumah kakak saya bernama Siti Fatimah," ujar Siti.

Didampingi putrinya, Trisiana Nur Cahyani, Siti Artani berharap usahanya kian maju dan berkembang. Saat ini usahanya tersebut makin dinikmati banyak orang.

"Penghasilan 2 juta rupiah setiap hari. Warung mi ini buka mulai pukul 6 sore hingga malam," tanda Siti Artani. "Kadang sampai jam 3 pagi. Pokoknya, kalau masih ramai pembeli, kita masih buka," imbuhnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.