Sukses

4 Tipe Wisatawan Milenial, Kamu Masuk yang Mana?

Menpar Arief Yahya menyebut, siapapun yang bisa merebut hati wisatawan milenial, dialah pemenangnya.

Liputan6.com, Jakarta - Ramai-ramai menyasar milenial, tak terkecuali di bidang wisata. Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan menjadikan milenial sebagai promotor potensial pariwisata Indonesia.

Alasannya sederhana, mereka mendominasi media sosial. Berpegang pada peribahasa melihat satu kali lebih baik daripada mendengar seribu kali, foto maupun video yang diunggah para generasi milenial mampu membuat pelancong penasaran dan ingin datang langsung ke tempat.

"Milenial sebagai segmen yang penting karena 'size' dan 'influencing power'-nya sangat besar," kata Menpar dilansir Antara, Rabu, 7 November 2018.

Menpar Arief menilai pasar milenial akan menjadi pasar terbesar karena diproyeksikan jumlah wisatawan milenial mencapai 34 persen atau sekitar tujuh juta dari target 20 juta wisman yang akan diraih tahun depan.

"Wisatawan milenial merupakan pasar masa depan dan siapa yang akan merebutnya akan menjadi pemenang," ujarnya.

Pendiri MarkPlus Inc. Hermawan Kertajaya mengelompokan empat kriteria milenial, yaitu pandai dalam teknologi informasi (digital technology savvy), mampu mengadvokasi (advocators), berorientasi pada pengalaman (experience oriented), dan pencari petualangan (adventure seekers).

Dalam praktiknya, empat kelompok wisatawan milenial mempunyai keinginan berbeda satu sama lain. Kelompok digital atau digital/tech savvy, misalnya. Mereka sangat mementingkan kecanggihan wadah digital, antara lain wifi di objek yang dikunjungi harus kencang.

Sementara, kelompok experience oriented haus akan sensasi akan pengalaman yang akan didapat di destinasi wisata. Sedangkan, kelompok adventure seekers umumnya ingin menemukan keaslian atau kearifan lokal yang ada di objek yang dikunjungi tersebut.

Terakhir, wisatawan milenial kelompok advocators dinilai lebih suka mengunjungi destinasi-destinasi yang paling 'Instagramable', kemudian berswafoto, dan membagikannya lewat Instagram agar diketahui milenial lain karena mereka juga haus pengakuan.

"Dengan memamerkannya di media sosial, kaum milenial ingin diakui bahwa mereka sudah pernah mengunjungi tempat itu dan tanda bahwa mereka tidak ketinggalan zaman dan masuk kategori anak zaman now," kata Hermawan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.