Sukses

Tingkatkan Jumlah Pengunjung Destinasi Digital Watu Tapak Camp Hill Usung Konsep Berbeda

Destinasi digital Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jogja kembali menghadirkan Destinasi Digital. Namanya Watu Tapak Camp Hill. Konsepnya dijamin berbeda dengan yang destinasi digital milik GenPI Jogja sebelumnya. Pasar Kakilangit serta Pasar Nginrong.

Liputan6.com, Jakarta Destinasi digital Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jogja kembali menghadirkan Destinasi Digital. Namanya Watu Tapak Camp Hill. Konsepnya dijamin berbeda dengan yang destinasi digital milik GenPI Jogja sebelumnya. Pasar Kakilangit serta Pasar Nginrong.

Konsep Watu Tapak Camp Hill adalah nomadic tourism & digital destination. Destinasi ini siap dibuka pada Jumat, 19 Oktober 2018 di Watu Tapak- Taman Tebing Breksi, Sleman, DIY.

Sajiannya sudah pasti paten. Ada Grand Orchestra Keroncong Plesiran jam 15.00-22.00 WIB. Ini menjadi teman yang pas menikmati eksotisme malam di Jogja.

"Kita menawarkan konsep berbeda di destinasi ini. Dimana konsep dua pasar sebelumnya yang sepenuhnya menganut community based tourism, Watu Tapak Camp Hill akan melibatkan para pengusaha muda Jogja (foodtruck) dan co-branding Kemenpar sebagai pelaku kuliner," ujar Koordinator Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jogja, Nunung Elizabeth, Jumat (12/10).

Pemilihan konsep ini bukanlah tanpa sebab. Hal ini juga disesuaikan dengan lokasi pasar. Watu Tapak Camp Hill memiliki kontur tanah berundak yang menghadap ke utara dan barat. Hal ini membuat lanskap Jogja terlihat jelas dari lokasi ini. Ada Bandara Adisutjipto, Gunung Merapi, Candi Barong, Candi Prambanan, dan Situs Ratu Boko.

Gadis yang biasa disapa Elza ini mengatakan, kontur tanah berundak menjadi potensi yang unik di Watu Tapak Camp Hill. GenPI Jogja akan memanfaatkan 4 lahan berundak sebagai lokasi aktivitas utama.

Lahan paling atas, yang berbatasan langsung dengan lokasi Balkondes Sambirejo, Prambanan, Sleman. Dimana area ini diperuntukkan untuk area food truck. Lahan kedua merupakan area parkir campervan.

"Lahan ketiga baik yang menghadap ke Barat dan Utara berfungsi sebagai camping ground dan panggung atraksi dengan kapasitas 50 tenda. Dengan masing-masing tenda mampu menampung 4 orang. Lahan keempat dimanfatkan sebagai arena bebakaran dan 3 lahan di bawahnya sebagai lahan hijau," terang Elza.

Tak cukup dengan fasilitas fisik, GenPI Jogja juga detail terhadap dekorasi lokasi. Kali ini, Komunitas Wedha Pop Art Potrait (WPAP) Jogja akan turut serta membuat instalasi WPAP. Mereka akan membuat gambar destinasi dampingan GenPI, landmark Jogja, dan Seni Budaya.

Menegaskan destinasi digital, seluruh transaksi di Watu Tapak Camp Hill juga akan menggunakan sistem e-money. Sistem ini menjadi salah satu indikator pelengkap dan penting bahwa Destinasi Digital tidak hanya instagramable dan dipromosikan secara online.

"Boleh dibilang destinasi ini sangat menjanjikan. Watu Tapak Camp Hill salah satu bagian dari kawasan Taman Tebing Breksi yang memiliki spot terbaik untuk menikmati lanskap Jogja pada malam hari. Proyeksi kita destinasi ini berpotensi menggaet 10% dari total pengunjung Taman Tebing Breksi yang berkisar 1.000 pada hari kerja dan 3.000 akhir pekan. Artinya, akan ada sekitar 100 orang datang pada hari biasa dan 300 orang pada akhir pekan tanpa adanya orkestrasi secara khusus," pungkas Elza.

Acungan jempol langsung dilayangkan Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Don Kardono kepada keuletan GenPI Jogja. Don Kardono menjelaskan, destinasi digital atau yang kerap dikenal Pasar Zaman Now ini memiliki positioning, differentiation dan branding.

Positioning-nya, yaitu esteem economy, generasi millenials yang butuh pengakuan, dan social media. Differentiation-nya Instagrammable dan digitalable photogenic. Sementara branding-nya, menjadi destinasi zaman now.

"Kids Zaman Now 70% Eksis di Dunia Maya, Dunia Digital. Media pun sebagai channel menuju ke sana. Pariwisata kita pun makin kreatif makin instagramable, memikirkan objek gambar, agar kalau difoto, layak diposting di medsos, dan banyak likes, comments, banyak repost, share, dan interaksi positif," tuturnya.

Don Kardono menambahkan, destinasi digital bikinan GenPI ini memberikan commercial value. Anak-anak GenPI bisa menciptakan bisnis bidang 3A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas) di Destinasi Wisata.

"Ya Watu Tapak Camp Hill ini contohnya. Ada amenitasnya yang mengusung nomadic tourism, ada atraksinya. Ini keren. Bagus ini," puji Don Kardono.

Senada dengan hal tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya juga ikut mengapresiasi langkah dan ide-ide kreatif yang dimunculkan GenPI Jogja. Menurutnya ini merupakan bukti kuatnya Creative Value dari GenPI. GenPI mampu menghadirkan destinasi digital yang dapat mengundang wisatawan. Terlebih destinasi digital ini digabungkan dengan konsep nomadic tourism yang juga menjadi fokus Kemenpar.

"Dengan adanya Destinasi Digital Watu Tapak Camp Hill akan mendambah peluang keterlibatan masyarakat dalam meningkatkan ekonomi mikro. Selain itu memunculkan alternatif wisata malam untuk menunjang long stay wisatawan di Jogja. Sehingga secara tidak sengaja akan membantu pertumbuhan ekonomi daerah," ini namanya keren, beken, paten," kata Menpar Arief Yahya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.