Sukses

Banyak Destinasi Indah Tersembunyi di Biak yang Patut Dikunjungi. Penasaran?

Meneropong surga tersembunyi Biak dari FBMW.

Liputan6.com, Biak Festival Biak Munara Wampasi (FBMW) 2018 banyak menyimpan surga eksotis. Mengunjungi FBMW 2018, belum lengkap bila tidak menyibak lebih dalam sisi lain dari Biak Numfor, Papua.
 
Dengan nuansa khas pantai, Biak Numfor sangat kaya destinasi. Kawasan ini kaya akan budaya serta potensi alam unik lengkap dengan flora dan faunanya.
 
Lokasi destinasi yang bisa dikunjungi tidak jauh dari venue festival. Akses menuju tempat wisatanya pun mudah dengan jalanan yang mulus.
 
Salah satu destinasi yang patut dikunjungi adalah Kali Biru. Menjadi surga tersembunyi, tempat wisata ini memiliki keunikan dengan telaga air birunya yang jernih.
 
Berada di tepi jalan Desa Anggraidi, Distrik Biak Kota, destinasi Kali Biru sangat menarik. Lokasinya berada di dalam cekungan (luweng) sedalam 30 meter. Posisi telaga berada di salah satu sudut luweng dengan lebar dan kedalaman 12 meter.
 
Di dalam goa, banyak stalagtit yang menggantung di langit-langit. Nuansa semakin eksotis dengan akar yang menyembul di dinding luweng.
 
“Warna biru karena faktor kadalaman. Telaga juga memiliki lorong di dalam air yang terhubung dengan goa lain di dalam bukit ini. Penyelam dari Russia yang sudah masuk ke sana. Telaga juga punya saluran khusus di bawah laut dan terhubung dengan Pulau Myoduref. Kalau air laut pasang, maka posisi air di sini ikut naik,” ujar Pemilik Destinasi Kali Biru Biak, Martinus Rumpaidus, Jumat (24/8/2018).
 
Kali Biru hanya berjarak 100 meter dari bibir pantai. Di dalamnya banyak terdapat ikan gabus dan udang air tawar. Menariknya, kawasan luweng Telaga Biru ini juga dikelilingi tiga goa.
 
Venue tersebut dulu dipakai sebagai tempat bersembunyi tentara Jepang. Martinus menceritakan, luweng Kali Biru difungsikan sebagai dapur dan tempat menyimpan cadangan amunisi.
 
“Pada dinding tebing ini ada beberapa goa. Dahulu di sini banyak ditemukan sisa-sisa bom. Ada juga selongsong peluru. Selain itu, di sisi lain kawasan ini banyak ditemukan sisa-sisa peralatan kesehatan, seperti alat penyuntik. Destinasi ini cukup ramai. Setiap pekannya rata-rata dikunjungi 100 orang. Area ini bisa dikembangkan jadi komplek destinasi besar. Sebab, pantai memiliki pasir putih,” ucapnya.
 
Usai menikmati Kali Biru, wisatawan bisa berkunjung UPTD Taman Burung dan Taman Anggrek (TBTA) Biak. Lokasinya ada di Jalan Raya Bosnik Km 12, Kampung Ruar, Biak Timur. Destinasi ini jadi wahana konservasi pendidikan dan penelitian.
 
UPTD TBTA Biak saat ini memiliki 95 ekor burung dari 29 spesies. Semuanya merupakan burung endemik Papua, seperti Nuri, Kakaktua Jambul Kuning, Mambruk, Kasuari, dan beberapa jenis Merpati.
 
Di kawasan ini juga bisa dijumpai Mapi Sau Sau atau Cenderawasih Biak dengan bulu warna biru. Kepala UPTD TBTA Biak Alfrida Anna Mambaya mengatakan, burung di TBTA beasal dari alam yang ditangkarkan.
 
“TBTA ini cukup banyak memiliki koleksi burung dan flora yang langka. Burung diambil dari alam dan ditangkarkan. Khusus Mapi Sua Sua, mereka terbang bebas. Tapi, salah satu persinggahannya di TBTA ini. Yang jelas, kawasan ini rutin menjadi tempat praktik perguruan tinggi,” kata dia.
 
Selain burung, kawasan seluas 28 hektare tersebut juga menjadi habitat terbaik bagi anggrek. Beberapa anggrek koleksi TBTA adalah jenis Acriopsis, Bulbophylum, Coelogyne Dendrobium, Dipodium, Ephemerantha, Eria, Grammatophillum, hingga Spathoglottis. Ada juga Grammatophillum Stapeliflorum atau anggrek hitam khas Papua. 
 
“Kami punya dua rumpun Grammatophillum Stapeliflorum. Jenis anggrek khas Papua dengan karakter sensitif terhadap suhu panas. Wilayah Biak ini relatif panas. Anggrek ini juga sensitif terhadap pestisida. Yang jelas, jumlah pengunjung di sini cukup banyak,” ujar Alfrida
 
Sepanjang 2018, TBTA sudah dikunjungi 1.879 wisatawan. Rinciannya, sebanyak 56 adalah wisatawan mancanegara (wisman) serta wisatawan nusantara (wisnus) terdiri dari 1.277 dewasa dan 546 anak-anak.
 
“Pengunjung tertarik ingin melihat berbagai koleksi unik TBTA. Sejauh ini progresnya cukup positif,” ucap Alfrida.
 
Berada di poros Jalan Raya Bosnik, Biak juga menawarkan pesona Ekowisata Pantai Inofi (Segara Indah). Lokasinya berada di Desa Inof, Distrik Biak Timur. Ada beragam paket wisata yang disajikan di sana, seperti snorkling, pengamatan biota laut di Spa Bia dan terumbu karang, serta perahu wisata. Snorkling dan perahu wisata dikenai tarif Rp 50 ribu per orang per jam.
 
Memiliki laut tenang dan air jernih, Pantai Inofi (Segara Indah) menjadi spot terbaik untuk snorkling. Biota laut yang bisa dinikmati seperti Sponge, Cephalopoda, Sea Anemon, Kalamunat, dan Crinoidea. Jenis ikan yang bisa dijumpai antara lain Cephalopolis Urodeta, Chaetodon, Pterois Antennata, dan Amphiprion Ccellaris. Ada juga jenis Balistoides Conspicilum, dan Malacantus Latovittatus.
 
“Laut di sini masuk Atlantik dan profil ombaknya kecil. Seperti saat ini yang masih masuk musim teduh. Tiket masuk juga murah. Sepeda motor dikenai tiket Rp5.000 lalu mobil Rp10.000. Jumlah itu termasuk parkirnya. Untuk fasilitas, di sini ada pondok untuk santai dengan sewa Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu,” kata Koordinator Pengelola Pantai Inofi (Segara Indah), Dominggus Inggamer.
 
Uniknya, destinasi ini dikelola oleh masyarakat Desa Inof yang terbagi dalam empat marga. Setiap marga diberi kesempatan untuk mengelola destinasi selama sepekan. Marga itu adalah, Inggamer, Ronsumbre, Dimmara, Manggomboh.
 
 
“Destinasi ini milik masyarakat. Kami mendapat income selama sepekan mengelola destinasi. Caranya digilir menurut marga. Jumlah kunjungan wisatawan lumayan, rata-ratanya 300 orang seminggu. Selain lokal, ada juga tamu dari mancanegara. Uang pengelolaan digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Dominggus.
 
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, senang melihat pariwisata mampu memberikan manfaat ekonomi seperti itu. Baginya, pariwisata Biak harus terus didorong karena banyak memiliki potensi destinasi yang besar.
 
“Biak ini luar biasa. Potensinya besar. Pemerintah daerah harus lebih aktif guna mengoptimalkan potensi yang ada. Kalau pariwisata maju, rakyat akan sejahtera. Perekonomian daerah juga terangkat,” ucapnya.
 
 
(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.