Sukses

Warga Australia Gelar Pameran Tekstil Kuno Indonesia di Jakarta

Dr. John Yu menjadi warga Australia sekaligus kolektor tekstil Indonesia yang menggelar pameran di Museum Tekstil Jakarta

Liputan6.com, Jakarta Kekayaan Indonesia akan budaya selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan. Termasuk Dr. John Yu dan Dr. George Soutter yang merupakan warga negara Australia. Keduanya mengumpulkan tekstil kuno dari seluruh wilayah di Indonesia selama 40 tahun berkeliling Indonesia.

Perjalanan pengumpulan tekstil ini dimulai dari Bali. Ketika pertama kali berkunjung ke Pulau Dewata pada 1970-an. Dr. John Yu begitu jatuh cinta dengan Hi'i yang merupakan selendang asal Nusa Tenggara Timur. Sejak saat itu, ia bertekad untuk mengumpulkan tekstil asli Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Warga Australia Gelar Pameran Tekstil Kuno Indonesia di Jakarta

Dari perjalanan Dr. John Yu sebagai kolektor tekstil asli Indonesia, kini ia telah memiliki 62 koleksi yang saat ini dipamerkan di Museum Tekstil Jakarta. Pameran bertajuk Encounters with Bali: A Collector's Journey ini digelar oleh Kedutaan Besar Australia selama tiga minggu, mulai 10 Juli sampai 5 Agustus 2018. Pemilihan Bali sebagai judul utama pameran ini adalah karena menjadi gerbang pertama bagi Dr. John Yu untuk mencintai tekstil Indonesia.

"Koleksi yang ada jadi salah satu koleksi wastra Indonesia yang terbesar yang dimiliki oleh seorang kolektor. Sementara, pemerintah Australia juga yang memiliki beberapa koleksi di Museum Galeri Nasional Australia," ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan dalam pembukaan Encounters with Bali: A Collector's Journey di Jakarta pada Selasa (10/7/2018).

 

3 dari 3 halaman

Warga Australia Gelar Pameran Tekstil Kuno Indonesia di Jakarta

Gary menuturkan Australia yang menjadi tetangga terdekat dari Indonesia menjadi rumah kedua bagi tekstil Indonesia. Biasanya, tekstil Indonesia tidak hanya menjadi bahan pakaian, namun juga sebagai simbol dalam sebuah upacara atau perayaan. Ketika tidak dipakai, kain tersebut di simpan dalam kotak kayu atau lemari kaca.

Meski sudah disimpan lama, biasanya warna tekstil tidak akan luntur dan menjadi lebih cerah. Gary pun berharap semua kain cerah yang dipamerkan di Museum Tekstil Jakarta ini membawa hal baik bagi pameran ini.

Pameran digelar untuk menumbuhkan semangat bagi warga Indonesia untuk mencintai kebudayaan lokal. Sekaligus menjadi sumber inspirasi di mana warga negara asing memiliki cinta yang begitu besar terhadap tekstil asli Indonesia. Harapannya inspirasi ini bisa menular pada masyarakat Indonesia untuk memiliki kecintaan yang sama terhadap tekstil Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.