Sukses

Kolaborasi Sektor Jasa Keuangan Jadi Solusi Industri Keuangan Global

Indonesia - Korea Financial Forum ke-2 telah membuktikan diri sebagai wadah yang efektif dalam membangun jaringan, mendorong kolaborasi, dan menghasilkan solusi inovatif bagi dalam menjawab tantangan industri keuangan global saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia - Korea Financial Forum ke-2 yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Council on International Financial Cooperation (CIFC) mencatat berbagai perkembangan positif dalam upaya memperkuat kolaborasi antara Korea Selatan dan Indonesia di bidang keuangan. Dengan tema "Forging the Future of Finance: Strengthening Collaboration and Sustainable Finance in Korea and Indonesia," acara tersebut berhasil mengumpulkan pemangku kepentingan dari berbagai industri dan pembuat kebijakan kedua negara.

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dalam Indonesia – Korea Financial Cooperation Forum ke-2, OJK bersama industri jasa keuangan Indonesia berkomitmen untuk selalu belajar dan berbagi mengenai perkembangan terkini dari inisiatif keuangan berkelanjutan.

“Kami mengapresiasi kerja sama dengan FSC, CIFC, serta para pelaku industri jasa keuangan Indonesia dan Korea yang akan bertukar pengetahuan serta best practice pengembangan keuangan berkelanjutan di kedua negara," kata Mahendra, dalam keterangan tertulis, Selasa (5/9/2023).

Acara ini dihadiri sekitar 130 partisipan dari regulator dan industri jasa keuangan Indonesia maupun Korea dengan dua pokok pembahasan yaitu Keuangan Berkelanjutan dalam Lanskap Keuangan Indonesia dan Korea dan Peran Kolaborasi dalam Membentuk Masa Depan Sektor Jasa Keuangan di sektor Asuransi, Penjaminan, Pasar Modal, dan Infrastruktur Keuangan Indonesia dan Korea.

Penguatan jasa keuangan berkelanjutan berperan sangat penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim global. Untuk itu, diperlukan kolaborasi tidak hanya dari regulator sektor jasa keuangan melainkan oleh pelaku sektor jasa keuangan di tingkat domestik maupun internasional agar pengembangan keuangan berkelanjutan terukur dan terarah.

“Kita harus memahami isu-isu terkait pengembangan keuangan berkelanjutan dalam perspektif yang lebih luas. Hal ini menurut saya adalah sesuatu yang harus terus kita sempurnakan dan kita percepat serta sesuaikan sekaligus selaraskan dengan prinsip-prinsip global dan internasional," ucap Mahendra.

Salah satu sorotan utama dalam forum ini adalah partisipasi aktif Credit Bureau Indonesia (CBI), yang diwakili oleh Anton K Adiwibowo, Direktur Bisnis dan Layanan, yang turut memberikan pandangan sebagai pelaku industri biro kredit dalam mendukung penguatan infrastruktur keuangan di Indonesia dan bagaimana hal ini berdampak pada perkembangan ekonomi negara.

"Indonesia - Korea Financial Forum ke-2 memberikan platform yang sangat berharga untuk berdiskusi tentang tantangan dan peluang dalam pengembangan infrastruktur keuangan di Indonesia,” tutur Anton.

Ia percaya pengembangan LPIP (Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan) ke arah biro kredit modern yang disertai peningkatan pengolahan data SLIK dan alternatif didukung oleh kemampuan teknis dan analisis profil risiko yang akurat adalah unsur penting dalam menciptakan solusi dan layanan yang dapat diandalkan oleh lembaga jasa keuangan dalam mendukung inklusi keuangan yang berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Indonesia - Korea Financial Forum ke-2 telah membuktikan diri sebagai wadah yang efektif dalam membangun jaringan, mendorong kolaborasi, dan menghasilkan solusi inovatif bagi dalam menjawab tantangan industri keuangan global saat ini.