Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji Indonesia gelombang dua mulai berdatangan di Arab Saudi melalui Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Saat tiba di Bandara, mereka akan mendapatkan satu kali makan nasi kotak yang dibagikan saat jemaah berada di atas bus.
Berbeda dengan jemaah yang tiba di Madinah. Jemaah gelombang dua ini mendapatkan makan begiu mendarat di Bandara Jeddah. Sebab mereka membutuhkan waktu cukup lama hingga sampai di hotel penginapannya di Makkah.
Baca Juga
Makanan tersebut disajikan langsung dari dapur katering yang ada di Terminal Haji, Bandara Jeddah. Sehingga kualitas makanan tetap terjaga saat didistribusikan ke jemaah yang tiba.
Lantas apa menu nasi kotak untuk jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah ini?
Saat tim Media Center Haji (MCH) bersama Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat mengunjungi dapur katering jemaah, pengelola menyebutkan bahwa paket nasi kotak tersebut berisi nasi, ayam, sayur, sambal, ditambah buah, puding, dan air mineral. Bahan-bahan yang digunakan berasal dari Indonesia.
Menu tersebut disajikan fresh karena di masak langsung di dapur yang berada di dalam bandara. Makanan tersebut juga memiliki cita rasa nusantara, disesuaikan dengan lidah jemaah Indonesia.
"Nasinya juga cocok buat lansia," kata Arsad saat mencicipi langsung nasi kotak untuk jemaah haji Indonesia.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini
Langsung Konsumsi
Arsad, jemaah haji yang menerima nasi kotak tersebut langsung mengkonsumsinya saat di perjalanan menuju Makkah. Sebab di kotak tersebut dituliskan waktu ideal untuk mengkonsumsi makanan adalah 4 jam setelah diterima jemaah.
"Selain biar rasa terjaga, pemberian katering ini untuk menjaga jemaah tetap berada dalam kondisi bugar setelah menempuh perjalanan. Serta memberi energi dalam perjalanan ke Makkah," tuturnya.
Ditambahkan Arsad, dapur tersebut memiliki kapasitas produksi dua kloter. Dan berlanjut sesuai kebutuhan dari jemaah. Soal bahan baku, tidak perlu khawatir. Pihak katering memiliki gudang bahan baku makanan berupa kendaraan mobile yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan dapur jika kurang.
Lebih lanjut, terkait dengan jadwal penerbangan yang sering delay, Arsad meminta ada komunikasi yang baik antara pihak katering dengan maskapai atau petugas daerah kerja bandara.
Tujuannya agar pihak katering bisa mengantisipasinya.
"Agar tidak mubazir," ucap Arsad menandaskan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement