Sukses

Ilmuwan Ungkap Asap Kendaraan Rusak Fungsi Otak, Pengguna Jalan Wajib Tahu

Penelitian baru ungkap dampak buruk fungsi otak.

Liputan6.com, Jakarta Kemacetan, kata yang menjadi momok utama para pengguna jalan. Selain membuang waktu, kemacetan bisa menguras tenaga dan kesabaran. Lebih dari itu, kemacetan juga berdampak pada kualitas otak manusia. Penelitian terbaru mengungkapkan polusi asap kendaraan bermotor bisa meracuni otak.

Temuan serius ini pertama kali diungkapkan peneliti asal Kanada. Paparan polusi lalu lintas akibat asap kendaraan bisa mengganggu fungsi otak manusia. Mengingat, laporan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), polusi kendaran bermotor setidaknya 98.000 orang di seluruh dunia meninggal dunia.

Hal ini tentu tak bisa dianggap remeh lagi untuk mementingkan kualitas udara yang baik selama berkendara. Jika sebelumnya para peneliti menggunakan tikus percobaan, mereka kini membuktikan efek asap kendaraan bisa rusak fungsi otak pada manusia secara langsung. Para sukarelawan penelitian bahkan rela “dicemari” asap kendaraan bermotor untuk membuktikan penelitian ini.

Hasil yang mencengangkan menunjukkan otak manusia setelah di MRI. Yang menunjukkan terjadinya penurunan fungsi otak tertentu. Hal ini berpengaruh pada kesehatan otak terlepas dari buruknya polusi udara untuk paru-paru. Berikut Liputan6.com merangkum temuan baru para Ilmuwan ini melansir dari Environmental Health, Jumat (27/1/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sebabkan Penurunan Kognisi hingga Depresi

Penelitian baru ini menggunakan model paparan manusia terhadap asap knalpot diesel yang dikembangkan lebih dari satu dekade lalu. Teknik ini memberikan konsentrasi partikulat knalpot diesel yang terkontrol. Partikulat berupa “polutan” ini diberikan ke subyek manusia pada tingkat yang dianggap mewakili paparan dunia nyata tetapi juga terbukti aman.

Dalam pengaturan laboratorium, 25 orang dewasa yang sehat terpapar knalpot diesel, atau udara yang disaring selama dua jam. Kemudian aktivitas otak mereka diukur menggunakan fMRI sebelum dan sesudah setiap paparan.

Fokus utama dari penelitian ini adalah pada dampak polusi udara terkait lalu lintas semacam ini pada apa yang dikenal sebagai default mode network (DMN). DMN sendiri adalah satu set daerah otak kortikal yang saling terhubung yang memainkan peran penting dalam kognisi, memori dan emosi.

Temuan mengungkapkan paparan singkat knalpot diesel menyebabkan penurunan aktivitas DMN. Jodie Gawryluk, penulis pertama studi tersebut, mengatakan bahwa perubahan DMN semacam ini telah dikaitkan dengan depresi dan penurunan kognitif.

3 dari 3 halaman

Pengguna Jalan dan Warga Perkotaan Wajib Waspada

Tak hanya soal pernapasan, orang yang kerap beraktivitas di kemacetan jalan harus berhati-hati. Meski efek jangka panjang belum ditemukan, bahaya asap kendaraan bermotor tak bisa dianggap remeh. 

“Kami tahu bahwa konektivitas fungsional yang berubah di DMN telah dikaitkan dengan penurunan kinerja kognitif dan gejala depresi, jadi sangat mengkhawatirkan melihat polusi lalu lintas mengganggu jaringan yang sama ini,” kata Gawryluk. 

Menurut penulis senior studi, Chris Carlsten, tidak jelas apa efek jangka panjang paparan polusi semacam ini terhadap otak manusia. Sisi positifnya, para peneliti melihat aktivitas otak DMN kembali normal relatif segera setelah paparan asap diesel. Jadi Carlsten hanya dapat berhipotesis apa dampak dari paparan yang lebih kronis dan terus menerus.

"Orang-orang mungkin ingin berpikir dua kali saat mereka terjebak kemacetan dengan jendela diturunkan," kata Carlsten. 

“Penting untuk memastikan filter udara mobil Anda berfungsi dengan baik, dan jika Anda sedang berjalan atau bersepeda di jalan yang sibuk, pertimbangkan untuk mengalihkan ke rute yang tidak terlalu sibuk,” imbuhnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.